Pujian seringkali datang dan diberikan kepada seseorang yang memiliki prestasi, kemampuan yang hebat, kesuksesan dalam mencapai sesuatu, atau kehebatan yang lainnya.  Tetapi kali ini, pujian layak diberikan kepada dua orang anak laki-laki. Sebut saja nama mereka Andi dan Edo. Mereka dua anak laki-laki yang biasa-biasa saja, dan bukan datang dari keluarga kaya.

Siang itu, tidak sengaja saya berpapasan dengan Andi dan Edo di sebuah toko. Mereka membeli minuman dan beberapa permen. Mereka yang sudah ada di dalam toko lebih dahulu, kemudian menyapa saya.

“Hai, Kak!”

“Hai!” sapa saya balik. “Beli apa kalian?”

“Beli ini, kak…,” sambil menunjukkan minuman yang mereka beli.

Ketika mereka selesai mengambil minuman dan beberapa permen. Mereka segera mengantri di antrian kasir. Saat itu saya hanya membeli pulsa saja sehingga saya tidak belanja apa pun dan langsung menuju ke kasir. Andi dan Edo berada di barisan depan saya, sembari saya melihat-lihat barang-barang yang sedang promo. Mereka pun membayar belanjaan mereka.

Kemudian saya menyeletuk kepada kasir, “Mbak, biar saya saja yang membayar.”

Mereka menjawab, “Kami sudah bayar, Kak. Tidak usah”

“Oh, begitu, ya sudah.”

Selesai  membayar mereka berjalan keluar, disusul oleh saya beberapa menit kemudian.

Di pintu keluar ada seorang ibu pengemis duduk di lantai. Dua anak laki-laki ini secara langsung memberikan uang kembalian kepada si ibu pengemis tersebut. Saya tidak memiliki uang kecil  untuk diberikan kepada pengemis.  Saya merasa malu dengan anak-anak itu ketika saya tidak bisa memberikan uang kepada ibu pengemis tadi.

Tampaknya, ini adalah hal kecil yang biasa saja. Bagi saya, dua anak laki-laki itu begitu istimewa di mata saya.

Mereka adalah dua anak yang mengikuti bimbingan belajar di tempat saya. Bimbingan belajar di tempat saya gratis sehingga siapa saja bisa hadir untuk ikut  belajar, termasuk mereka yang berkekurangan. Beberapa rupiah yang mereka berikan kepada pengemis sebenarnya dapat mereka gunakan bagi diri mereka sendiri. Toh tak banyak juga uang saku mereka. Tapi, mereka memilih berbagi dan memberi.

Pujian dalam hati saya untuk mereka. Pujian bagi mereka yang begitu istimewa dengan segala kesederhanaan sikap mereka yang telah menyadarkan saya bahwa masih ada anak-anak yang bersikap seperti itu pada masa kini.

Bukan dengan prestasi atau kemampuan luar biasa yang ditunjukkan tetapi dengan sikap sederhana yang menyentuh hati saya.

Yang jadi pertanyaan saya, “Siapa orangtua kedua anak ini? Betapa hebat kedua orangtua anak-anak ini yang sudah mendidik mereka menjadi anak yang baik. Anak-anak yang rela berbagi.

Kedua anak ini mendapatkan pujian terdalam dari saya, sekalipun mungkin mereka bukan anak yang berprestasi secara akademis, atau punya keunggulan lain yang biasa mendapatkan tepuk tangan.

Mereka mungkin tidak mendapat tepuk tangan dan penghargaan yang luar biasa. Tindak kebaikan seperti ini memberi makna bagi yang menerimanya. Juga bagi saya yang menyaksikannya. Bukankah kebaikan-kebaikan kecil seperti ini akan mengubah dunia?

Mereka unggul dengan kebaikan-kebaikan. Mereka berprestasi dengan kebaikan-kebaikan mereka. Mereka juga layak mendapat pujian

Baca Juga:

Tak Hanya Bicara, Orangtua Belajarlah Mendengarkan Anak-Anak. Inilah Cara dan Manfaatnya

Satu Hal yang Lebih Penting daripada Memberikan Pelbagai Fasilitas pada Anak

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here