Pada suatu sore, seorang anak mengajak ibunya untuk bermain di taman kota dekat rumah. Tentu saja ibunya mengiyakan dan mereka pun bersiap-siap untuk berangkat. Sebelum berangkat, anak ini bertanya kepada ibunya, “Mama bawa HP ya?”

Mamanya mengiyakan lagi. Raut muka anak ini kemudian berubah menjadi sedih. Merasa kebingungan, ibunya bertanya, “Memangnya kenapa?”

Anak ini berkata bahwa ketika ibunya memegang handphone, maka ibu ini tidak benar-benar sedang bersama anaknya.

Kenyataan yang menyakitkan, bukan? 

Ibu ini kemudian berkata bahwa tanpa ia sadari handphone itu sudah mengikat dia dan berdampak pada relasi dengan anaknya. Waktu bersama anaknya akhirnya menjadi sebuah waktu untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan dan bukan untuk hadir dan menikmati waktu bersama itu. 

Tahukah Anda Siapa Danielle Strickland?

Beberapa puluh tahun yang lalu di belahan bumi yang lain, seorang anak yang memiliki ayah yang sangat terkenal dengan bangga menceritakan tentang ayahnya kepada teman-teman sekolahnya. Tetapi teman-temannya tidak meresponi dengan baik. Karena tidak pernah bertemu langsung, mereka berasumsi bahwa anak ini hanya besar mulut. 

Setelah berulang kali berusaha meyakinkan teman-temannya, iapun diminta untuk melakukan hal ini: kalau benar ia adalah ayahmu, maka mintalah ia datang ke sekolah untuk menjemputmu!

Setelah pulang sekolah, anak ini pun berkata kepada ibunya agar bisa meminta ayah untuk datang menjemputnya. Ibunya berkata bahwa ayahnya sangat sibuk dan sering berada di luar kota untuk bekerja. Ketika bertemu dengan ayahnya, anak ini kembali memohon hal yang sama. Ia tidak ingin dikatakan sebagai pembohong.

Ayahnya pun berkata,”Iya, nanti ya kalau saya ada waktu.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here