Film ini dibuka dengan terdamparnya seorang putri cantik Kerajaan Atlantis di batu karang tempat mercusuar berdiri dalam keadaan terluka parah. Sang penjaga mercusuar, diperankan oleh Temuera Morrison, membawanya ke rumahnya dan merawatnya. Mereka menikah dan melahirkan Aquaman—superhero dari DC Comics—yang diperankan oleh Jason Momoa.
Bertemunya dua makhluk dari alam yang berbeda inilah yang membuka babak baru persatuan atau perseteruan ‘makhluk darat’ dan ‘makhluk laut’. Aquaman mau tidak mau harus berhadapan dengan adik tirinya sendiri yang menggalang persekutuan—lewat cara damai atau paksa—dengan enam kerajaan samudra lainnya agar bisa mengalahkan manusia yang tinggal di darat.
Kecanggihan CGI membuat film ini enak untuk dinikmati. Warna warni menakjubkan dari Kerajaan Atlantis di bawah laut mengingatkan saya akan keindahan dunia Avatar. Namun, pelajaran indah di balik keindahan inilah yang ingin saya bagikan.
1. Kecerobohan hidup manusia bumi merugikan makhluk lain
Ocean Master, yang diperankan Patrick Wilson, ngamuk ke penduduk bumi gara-gara membuang sampah sembarangan ke lautan sehingga mencemari kerajaannya. Sindiran yang sangat tajam dan mengena mengenai betapa cerobohnya hidup kita. Siapa yang suka jika halaman rumahnya dijadikan tempat sampah?
Sebagai peringatan, dengan menggerakkan pasukan bawah airnya, pangeran Atlantis ini memporakporandakan wilayah pantai dengan tsunami. Sampah dari lautan dikembalikan ke bumi. Tidakkah ini merupakan peringatan bagi kita agar lebih tertib dalam menjaga alam semesta?