2. Kesombongan darah murni menimbulkan pertumpahan darah
Seperti Harry Potter—yang dianggap berdarah campuran—Ocean Master merasa lebih berhak menduduki takhta Kerajaan Atlantis ketimbang Aquaman yang berdarah campuran: daratan dan lautan. Politik identitas ini begitu mengerikan di mana pun dia diumbar. Fanatisme orang yang merasa memiliki ‘darah murni’ semacam inilah yang membuat kekacauan di muka bumi maupun di bawah lautan.
Mengapa kita tidak belajar dari sejarah? Genosida atau pembersihan etnis merupakan noda sejarah yang harus digantikan dengan lembaran baru.
3. Meja perundingan lebih menjanjikan ketimbang medan peperangan
Di saat suhu politik di tanah air menghangat, munculnya Atlana—Ratu Atlantis yang diperankan Nicole Kidman—untuk mempersatukan dua saudara yang sempat bertikai sangat menyejukkan. Rekonsiliasi jelas lebih adem ketimbang retaliasi.
Saling serang lewat spanduk, tagar, bahkan puisi tidak membuat Indonesia makin baik. Kesadaran bahwa pilihan boleh beda, tapi kita tetap Indonesia membuat setiap orang melakukan kampanye simpati.
Adu program jauh lebih bermanfaat dan bermartabat ketimbang adu mulut.
Tayangnya film Aquaman menjelang Natal ini biarlah melahirkan kesejukan baru di musim hujan yang seharusnya ikut mendinginkan suhu politik di tanah air yang sedang menggelegak. Setuju?
Baca Juga:
Semut pun Menggigit Saat Terinjak. Pelajaran Berharga dari Film Crazy Rich Asians [Spoiler Alert!]
Robin Hood (Film 2018): Bukan Robin Hood yang Anda Kenal Selama Ini [Spoiler Alert]