4. Mana yang lebih diutamakan: akademis atau karakter?
“Kok murid dari sekolah X rata-rata kurang pintar ya?” ujar seorang guru les pada saya, merujuk sebuah sekolah kekinian.
“Kurang pintar gimana?” tanya saya.
“Susah payah aku ngelesinnya. Bedanya jauh banget loh sama sekolah Y,” jawabnya sambil merujuk sebuah sekolah jadul yang memang sudah terkenal mencetak murid-murid berprestasi.
“Ya kan memang sekolah X itu tidak mengutamakan sisi akademis. Sekolahnya saja tidak punya sistem ranking,” komentar saya.
“Ga bagus juga ya, anak jadi kurang termotivasi belajar,” sahutnya sambil geleng-geleng. “Apa sih yang diutamakan di sekolah itu?”
“Pendidikan karakternya,” jawab saya singkat.
“Oooh, pantesss…. Anak-anaknya memang baik-baik, sopan, dan rendah hati. Beda sama anak sekolah Y. Walaupun pintar, tapi sombongnya amit-amit!”
Orangtua selalu menghendaki anak-anak yang pintar dan berkarakter baik. Namun, pada realitanya dua hal itu sangat sulit didapatkan secara berimbang dalam satu sekolah yang sama.
5. Jarak sekolah dengan rumah
Kalau bisa, semua orang tua juga maunya menyekolahkan anak di dekat rumah. Bukankah sebaiknya juga begitu supaya anak tak kelelahan, biaya transport lebih hemat, serta waktu tak habis di jalan?
Sebenarnya, jauh atau dekat, keduanya mempunyai keuntungan dan kerugian masing-masing, baik dari segi jarak, waktu, maupun keamanan bagi anak-anak. Namun untuk mendapatkan yang terbaik, memang ada ‘harga’ yang harus dibayar. Orang tua saya dulu tidak mau menyekolahkan anak-anaknya di sekolah dekat rumah. “Nggak papa jauh, yang penting lingkungan pergaulannya baik.”
6. Siapa yang ada di sekolah?
Tak bisa dipungkiri bahwa pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik. Karena alasan inilah orang tua memilih sekolah tempat saya menimba ilmu dulu. Selain pergaulan dengan rekan sebaya, keberadaan guru-guru yang tepat juga dibutuhkan.
Guru yang tepat bukan hanya sekedar berkompetensi dalam mengajar, melainkan juga sanggup menerima anak-anak kita dalam kasih dan kebenaran.
Pada akhirnya, mencari sekolah yang tepat adalah sebuah petualangan untuk setiap orang tua. Selamat berpetualang!
Baca Juga:
- Saya Anak Penunggak Uang Sekolah. Setelah 15 Tahun Akhirnya Saya Mengerti Mengapa Saya Harus Menanggung Malu karena Keterbatasan Finansial
- Jangan Terburu-buru Menghakimi, Anak Mungkin Saja Menjadi Pecandu Pornografi Tanpa Mereka Sadari. Tolong Mereka Melepaskan Diri dari Jerat Pornografi, Caranya Begini






