Kelima, ketika kita masih diberi kesempatan untuk hidup, alangkah baik dan bijaknya jika kita memakainya untuk terus-menerus kebajikan.
Ketika orang lain berbuat sontoloyo kepada kita, jangan biarkan kita menjadi loyo. Sebaliknya, kita kembali ke makna dasar kata itu yaitu mencoba menggembalakannya lagi agar sama-sama bertumbuh ke arah yang lebih baik.
Ketika orang lain melakukan apa yang disebut banyak orang bajingan, seperti sontoloyo, kita kembali ke makna dasar kata “bajingan” dengan mengendalikan ego dan emosi kita sehingga tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, melainkan memberi susu balas tuba.
Mari jadikan hidup kita dan sesama lebih baik dengan belajar bersama bukan saja dari sesama, melainkan dari Sang Pemberi kehidupan. Dengan demikian saat “pesawat” kita jatuh suatu hari nanti, kita siap kembali ke tanah, bertunas, bertumbuh dan berbuah lebat. Bagi keluarga, sesama dan bangsa.
Tampak klise? Bukan! Ini kebenaran klasik!