Ketiga, apa yang menurut kita terlambat justru dipakai Tuhan untuk memproses hidup kita lebih lama lagi.

Seorang pemuda yang hidupnya kacau bertobat. Dia belajar untuk mengabdikan hidupnya bagi sesama yang berada di lingkungan yang paling kumuh di Amerika Serikat. Suatu kali dia terpelest dan kembali ke kehidupan lamanya. Namun, dia segera sadar, bertobat kembali dan berbenah. Kepada seorang reporter yang mencecarnya dengan pertanyaan yang cenderung mencercanya, dia menjawab, “Tuhan belum selesai memproses saya. Saya pun belum selesai belajar untuk mengikuti jalan-Nya.”

Baca Juga: Kamu Masih Punya Masa Depan, Seburuk Apa pun Kesalahanmu di Masa Lalu. Hidupmu Tidak Sempurna, Bukannya Tidak Berharga

 

Keempat, Banjamin Franklin pernah mengatakan kalimat dahsyat ini, “Tell me and I forget. Teach me and I remember. Involve me and I learn.”

Kalau kita segera diberitahu—apalagi lewat banjir informasi seperti sekarang—kita cepat sekali melupakannya dan diganti dengan trending topic yang baru. Sebagai kolumnis di sebuah media online terbesar di tanah air, seringkali saya harus bangun tengah malam untuk membuka laptop dan mengerjakan tulisan yang sedang ramai dipercakapkan agar tidak tertinggal dengan topik lain yang cepat sekali menyusul.

Kalau kita diajar, kita akan mengingatnya. Namun, kalau kita terlibat di dalamnya, kita akan belajar.

Saya percaya, Sony Setiawan dan para survivors (penyintas) pesawat Lion Air lainnya belajar apa artinya kehidupan dan tidak ada kata terlambat bagi Tuhan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here