Kadang, yang membuat kita tidak bisa maju adalah karena kita terlalu fokus pada ketidakmampuan kita. Kita kerap lupa, bahwa setiap kita diciptakan dengan kemampuan tersendiri, yang mungkin tidak dimiliki orang lain.
Sebuah ketidakmampuan bukan alasan untuk meniadakan kemampuan-kemampuan yang ada pada diri kita.
2. Break the Limit
Selama menonton pertandingan, berkali-kali hati saya berkata, “How come! Bagaimana mungkin?”
Bagaimana mungkin mereka bisa berlari secepat itu? Bagaimana bisa melempar sejauh itu? Bagaimana bisa mengatur strategi secerdas itu?
Kekuatan dan kehebatan mereka sungguh mencengangkan saya. Mereka menunjukkan bahwa bahkan dengan ‘kecatatan’ mereka, mereka bisa lebih kuat dari saya yang tidak cacat ini.
Mereka mampu melampaui batasan, bahkan satu yang bisa dikatakan mustahil, apa yang disebut orang dengan ‘takdir’.
Sering kali kita memilih menerima keadaan. Bahkan, tidak jarang menangisi dan berduka karenanya. Mungkin kita perlu menyadari, terkadang bukan keadaan melainkan diri kita sendirilah batas itu.
3. Mencoba dan Terus Mencoba
Selagi menyaksikan pertandingan, tebersit juga pertanyaan-pertanyaan ini:
Bagaimana mereka memulai berlatih basket, sedangkan berjalan saja mereka tidak bisa? Berenang dengan satu kaki, kok bisa berpikir untuk melakukannya?
Entah berapa banyak mereka mengalami jatuh bangun dalam proses latihan. Entah berapa kali pula mereka berada di titik down, di mana mereka merasa tidak lagi mampu melanjutkan. Namun, nyatanya, mereka sekarang bertanding di depan saya.
Memikirkan itu semua, satu spirit ini yang saya rasa ingin mereka bagikan: Jangan pernah berhenti mencoba.
Gagal, bangkit lagi. Jatuh, bangun kembali. Kurang, tambah lagi. Terluka, obati.
Lalu melangkah dan melangkah lagi.
Terima kasih.
Terima kasih untuk kalian, atlet Asian Para Games 2018. You truly are the inspiring spirit and energy of Asia!
