fRRiends,
kita semua pasti mengenal pepatah ini, “Bagai padi, makin berisi makin merunduk,” bukan? Apakah artinya?
Sebuah kisah yang saya baca dari akun Instagram seorang ‘besar’ membuat saya semakin memahami arti kalimat bijak di atas. Begini orang ‘besar’ itu menulis:
“Lalu Muhammad Zohri, juara dunia lari 100 meter usia di bawah 20 tahun kelahiran Nusa Tenggara Barat, sudah pulang ke Tanah Air. Rasanya ada yang mengganjal saat membaca wawancaranya di media. Kata Zohri, ia bangga apabila dapat bertemu ‘orang besar’. Siapa yang dia maksud orang besar itu? Presiden. Saya.
Maka siang ini saya pun bertemu Zohri di Istana Kepresidenan Bogor. Ia datang dengan mengenakan jaket putih bawahan merah, berkalungkan medali emas yang diraihnya. Saya mengajak Zohri berkeliling halaman istana sembari berbincang-bincang. Sungguh saya bangga atas prestasi anak muda ini.
Tapi ini yang keliru. Orang besarnya itu bukan disini. Bukan saya, tapi Zohri. Dialah orang besar itu. Karena dengan segala keterbatasan dan kekurangan fasilitas, dengan ambisi yang besar, kerja keras, dan kegigihan ia bisa menjadi juara dunia.
Saya berpesan pada Zohri agar tak lekas berpuas diri. Tetap giat berlatih menghadapi Asian Games 2018 dan pertandingan-pertandingan besar lainnya.”
Ya, orang ‘besar’ yang saya maksud adalah Presiden kita, Pak Jokowi. Beliau adalah orang ‘besar’ yang juga saya kagumi.
Meskipun semua orang tahu beliau adalah pemimpin negara, beliau tidak lantas merasa dirinya besar dan berpengaruh lalu bersikap sombong dan semena-mena pada orang lain. Justru, dengan tingginya jabatan yang beliau pegang saat ini, beliau merasa memiliki tanggung jawab yang jauh lebih besar untuk melayani rakyat. Dengan segala prestasi yang telah diukir sepanjang kepemimpinannya, beliau bahkan tidak merasa dirinya hebat. Beliau malah memuji Muhammad Zohri, sang juara yang telah mengharumkan nama Indonesia.
Bagaikan padi, makin berisi dan makin merunduk. Baik Pak Jokowi maupun Muhammad Zohri, keduanya pantas menjadi panutan.
Apakah Anda setuju dengan saya?
