“Menurut Pak Xavier, siapa cawapres Jokowi?”

Ditanya begitu oleh seorang sahabat, saya bingung menjawabnya. “Kok tanya ke saya?”

Jawaban singkat saya itu ternyata justru membuat percakapan makin seru. “Kan Bapak sangat update dalam mengikuti berita?”

Sebenarnya, ucapannya itu tidak selalu benar. Selama liburan kemarin, saya hanya mengikuti berita lewat media online, itu pun headline-nya saja. Saya lebih memakai waktu saya untuk mengobrol, menikmati pemandangan, dan memotret.

Meskipun hanya ditanya seorang yang tidak dijawab pun tidak apa-apa, saya jadi merenungkan dan ikut menebak-nebak, siapa cawapres pilihan orang nomor satu di Indonesia ini. Dari hasil perenungan saya, saya hanya bisa memberikan kriteria yang menurut saya bakal jadi pendamping Jokowi di Pilpres 2019. Dari kriteria para pakar polltik ada beberapa nama yang mungkin ada di saku Pak Jokowi.

 

1. Jawa-Luar Jawa

Kalau kriteria ini yang jadi rujukan, nama yang paling menonjol jelas Tuan Guru Bajang yang sukses membangun NTB selama dua periode. Yang bersangkutan juga cerdas dan tidak asal membela partai tempatnya bernaung. Bahkan ada kesan membela Jokowi.

 

2. Sipil-Sipil

Jika syarat ini yang ditetapkan, banyak yang bisa jadi cawapres orang nomor satu di Indonesia ini. Di antara sekian nama, Mahfud MD yang paling menonjol. Kelebihannya banyak. Tokoh organisasi keagamaan terbesar di tanah air (NU). Track record-nya bagus. Penguasaan hukumnya mumpuni, apalagi pernah menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi. Plus kedekatannya dengan Jokowi.

 

3. Sipil-Militer

Bisa dua nama. Namun, kalau mau dikerucutkan yang tinggal satu: Jenderal Moeldoko yang terkenal dekat dan loyal dengan RI 1.

 

4. Sipil-Polisi

Meskipun tidak masuk bursa capres, baik yang 10 nama maupun 5 nama, Kapolri Tito Karnavian sangat layak mendampingi Jokowi. Di samping cerdas, kebijakannya seiring dan sejala dengan pemikiran Jokowi.

 

5. Jokowi-Calon dari Parpol

Kalau yang ini susah nebaknya. Yang jelas, tidak mungkin dari PDIP jika mengikuti alur power sharing. Ini pun susah. Mengapa? Karena parpol pendukung Jokowi gemuk.

Bisa saja Airlangga Hartarto dari Golkar. Bisa juga Cak Imin dari PKB yang begitu gencar sosialisasi JOIN [Jokowi Cak Imin]. Kedua orang itu bahkan sudah membuat sosialisasi di berbagai penjuru tanah air. Bagaimana dengan Rommy dari PPP? Bisa juga, meskipun namanya kurang bergaung. Yang jelas, tampak dukungan Rommy terhadap Jokowi.

 

6. Jokowi-Wanita

Nah, ini yang seru! Tebak-tebakan ala warung kopi adalah Jokowi-Sri Mulyani, Jokowi-Susi Pudjiastuti, bahkan ada Jokowi-Puan.

Di sela-sela tebak-tebakan yang makin seru – bahkan lebih seru dari tebak-tebakan saat Piala Dunia yang lalu, saya mendapatkan kiriman pesan WA yang menjawab pertanyaan kita.

 

Siapa sebenarnya Cawapres Jokowi?

Ternyata seorang wanita.

Siapa namanya?

Mbok Sabar!

Meskipun membuat saya tertawa, yang jelas hal itu juga disampaikan Jokowi sendiri. “Nanti ditunggu tanggalnya saja, yang sabar. Yang jelas nama sudah di kantong saya,” kata Jokowi kepada awak media.

 

Apa yang bisa kita petik dari teka-teki dan tebak-tebakan tidak berhadiah ini?

Pertama. Diakui atau tidak, kita memang kepo. Apa saja ingin kita ketahui, apalagi calon pemimpin bangsa.

Kedua. Tanpa kita sadari, kita jenis makhluk yang tidak sabaran. Toh, sebentar lagi diumumkan.

 

Photo credit: Time

 

Mengapa ingin tahu sebelum terjadi? Karena kita merasa bangga jika bisa menjadi orang nomor satu yang up date.

 

Ketiga. Kita berharap cawapres bisa rukun, seia sekata, sehati sepikiran dengan Jokowi. Jika saling mengganjal apalagi saling menjegal, bukan hanya mereka yang terjatuh, langkah Indonesia bisa melambat, bahkan tertatih-tatih.

 

Bagi saya, siapa pun cawapres Jokowi, dan siapa pun yang nanti bakal terpilih di tahun 2019, saya tetap orang Indonesia yang cinta tanah air. Saya tidak rela jika Indonesia yang selama ini dikenal sebagai masyarakat yang ramah dan cinta damai, dirusak oleh segelintir orang vokal yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan mereka maupun golongannya.

Indonesia negara besar yang harus kita perjuangkan. Bukankah relasi jauh lebih penting ketimbang ambisi? Share on X

Merdeka!

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here