Selama puluhan tahun menjadi konselor penikahan, saya menemukan bahwa kunci utama untuk menghindari perselingkuhan justru yang paling sering disalahgunakan.
Berikut tiga contohnya.
Diam-diam Punya Simpanan
Upacara menjadi heboh saat seorang yang mengaku istri almarhum tiba-tiba muncul.
Siapa yang menduga suami dan ayah yang tampak alim di rumah ternyata liar di luar? Itu sebabnya penampilan bisa menipu. Siapa tahu justru di balik kealimannya ada nafsu buas yang dia biarkan lepas di luar kandang?
Sebaliknya, istri-istri dari suami yang nakal justru bisa terpedaya oleh orang luar.
Seorang istri yang dikhianati suaminya tidak tahu ke mana harus mengadu. Dulu orang tuanya melarang ia pacaran dengan pemuda yang sekarang menjadi suaminya. Mereka bahkan mengancam, “Jika engkau tetap memaksa menikah dengannya, kami tidak merestui dan tidak mau tahu apa yang terjadi setelah penikahanmu. Silakan kamu urus sendiri!”
Karena kebingunan untuk melampiaskan dukanya, dia mendapat ide cemerlang. Dia datang ke rumah duka. Begitu tiba di depan peti mati, entah siapa, dia menangis sejadi-jadinya. Wajar, kan, orang menangisi orang yang sudah meninggal?
Tiba-tiba, dia didatangi dua orang wanita yang lebih tua usianya.
“Sudahlah, Dik. Kami pun juga berduka, relakan saja, ya,” ujar wanita pertama.
“Kami berdua sudah berunding. Begini saja. Kami berikan kamu rumah yang sekarang kami tinggali bersama almahum. Mobil mewahnya pun kami berikan kepadamu. Di samping itu, kami akan memberimu uang sepuluh miliar. Syaratnya satu. Kamu jangan menuntut harta lainnya termasuk pabriknya, ya?” ujar wanita kedua.
Wanita yang suaminya berselingkuh itu menghapus air matanya, menyalami kedua wanita itu, tersenyum lebar, dan keluar dari rumah duka sebagai orang kaya.
Kerja di Luar Ternyata Cari Variasi
Siapa yang curiga seorang suami – bisa juga istri – yang sering keluar kota atau keluar negeri karena jabatannya di kantor sebagai sales atau marketing? Dua jabatan itu menuntut karyawan untuk sering meninggalkan kantor untuk mamasarkan produk atau jasa perusahaan. Justru aneh jika mereka betah di belakang meja dan tidak mau keluar kantor.
Namun, siapa bisa menduga perilaku pasangan kita saat tidak berada bersama kita?
“Saya sungguh tidak menduga, Pak Xavier, bahwa tugasnya ke Bali ternyata dipakai untuk berselingkuh di sana,” ujar seorang ibu dengan satu anak.
“Saya kira dia sungguh-sungguh pekerja keras. Setiap kali pulang ke rumah habis kanvasing, dia tampak lesu. Tidak tahunya di luar dia mengumbar nafsu,” ujar seorang mamah muda beranak dua.
“Saya bahkan dikadali sejak malam pertama. Selingkuhan suami saya ikut berwisata dengan kami keluar negeri. Rupanya saat saya lengah, mereka kembali ke kamar hotel untuk memadu cinta,” ujar seorang ibu setengah baya yang sukses berwiraswasta.
Badung di Bandung
Seorang istri memiliki suami pengusaha angkutan yang cukup besar di Jakarta. Karena banyak kliennya dari Bandung, sang suami membuka kantor cabang di kota yang menjadi rujukan wisata warga Jakarta. Tanpa sepengetahuannya, di samping membuka kantor baru di kota kembang, sang suami ternyata punya kembang baru yang lebih fresh di kota ini.
“Pantas saja dia lebih sering mengurusi kantornya yang di Bandung daripada yang di Jakarta,” ujar istrinya. “Bahkan ketika usahanya berkembang sampai luar pulau, kantor cabang yang paling banyak menyita waktunya adalah Bandung,” tambahnya.
Nah, dari ketiga kisah di atas, Anda bisa meretas tindak-tanduk suami yang meskipun tampak alim di dalam rumah ternyata binal di luar sana. Dari hasil konseling dengan banyak pasangan, saya menemukan satu kunci utama untuk mencegah perselingkuhan adalah DAPAT DIPERCAYA.
Ketika pasangan suami-istri saling mempercayai satu sama lain dan masing-masing benar-benar dapat dipercaya karena lebih takut Tuhan ketimbang takut ketahuan pasangan, di situlah keutuhan dan keharmonisan keluarga terjaga. Share on X
Oleh sebab itu, bangunlah karakter ini sejak pertama kali pacaran. Jika pacar tidak bisa dipercaya saat pacaran, jangan harap dia bisa dipercaya saat menikah. Jika belum jadi saja dia sudah berani selingkuh di belakang kita, jangan-jangan saat menikah dia malah membawa selingkuhannya pulang ke rumah.
Mari hargai mahligai rumah tangga dengan saling menjaga.