Apa yang akan dilakukan seorang guru atau pembimbing kaum muda jika salah satu naradidiknya sudah lama tidak terlihat dan tidak juga memberi kabar? Kalau saya, jelas saja: mencari informasi lewat akun Instagram atau Facebook-nya.

Itu pula yang dilakukan oleh David Kim, ayah dari Margot Kim (15). Selepas meninggalnya sang istri karena penyakit kanker, David berusaha keras menjadi ayah yang baik di tengah kesibukan pekerjaannya, dengan cara menyediakan kebutuhan finansial dan meng-update informasi tentang Margot. Betapa paniknya David ketika suatu hari anaknya sama sekali tidak bisa dihubungi, melalui semua akses komunikasi dan media sosial yang selama ini mereka gunakan. Rasa kalut David semakin bertambah ketika pelacakannya menuntun kepada satu demi satu informasi yang selama ini tidak pernah ia ketahui tentang putri semata wayangnya.

Margot yang selama ini dikenal ceria dan cerdas ternyata adalah anak yang sangat pendiam di sekolah, tidak punya satu pun teman yang benar-benar dekat, pulang lebih awal dari kegiatan belajar kelompok, tidak hadir di acara mendaki gunung bersama teman-teman kelas, bahkan tidak pernah mendaftar les piano padahal uang pembayarannya selalu diberikan tepat waktu oleh David.

Keinginan David untuk menemukan putrinya kemudian memperkenalkannya pada detektif Rosemary Vick, yang begitu gigih berperan dalam melakukan investigasi. Fakta demi fakta mulai terungkap dan benar-benar membuat David menyadari satu hal: ia sama sekali tidak mengenal putri kandung yang dibesarkannya sendiri.

 

Tema yang diusung dalam film ini sebenarnya sederhana saja: relasi orang tua dan anak di era digital. Isu-isu yang diangkat seperti gap generasi, komunikasi orang tua dan anak, kerahasiaan dan keterbukaan, pertemanan yang dangkal di media sosial, identitas yang mudah dipalsukan, dan cyber crime membuat film ini begitu kekinian, membumi, sekaligus menyentuh, mengajak berefleksi, dan meninggalkan kesan mendalam.

Ada beberapa pelajaran yang saya bawa pulang usai menonton film ini.

 

Pertama, jadilah orang dewasa yang melek teknologi.

Saya tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika cerita film ini benar-benar terjadi di dunia nyata, sementara sosok David Kim adalah seorang yang gaptek, tidak mengerti membuat email, mengatur ulang kata sandi, atau melakukan pencarian melalui Google. Tentu saja kasus hilangnya Margot tidak akan pernah bisa diusut apalagi dipecahkan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here