“Diciptakan alam pria dan wanita
Dua makhluk dalam asuhan dewata
Ditakdirkan bahwa pria berkuasa
Adapun wanita lemah lembut manja

Wanita dijajah pria sejak dulu
Dijadikan perhiasan sangkar madu
Namun ada kala pria tak berdaya
Tekuk lutut di sudut kerling wanita”

Itulah syair lagu karya komposer Indonesia ternama, Ismail Marzuki.

Lagu ini menyiratkan bagaimana sifat hubungan lelaki dan perempuan di alam semesta. Lagu “Sabda Alam” diciptakan pada tahun 1956, tetapi sifat hubungan seperti yang digambarkan dalam lagu itu sudah ada jauh ribuan tahun sebelumnya.

Mungkin sebagian dari pembaca ada yang pernah mendengar sebuah kisah dari sebuah Kitab Purba. Kitab Ester di kitab suci masa Perjanjian Lama.

Di sana kita bisa melihat bagaimana hubungan ini tampak dalam relasi Raja Ahasyweros dengan Ratu Wasti, dan kemudian dengan Ratu Ester.

Sang Raja yang berkuasa menaklukkan Ratu Wasti dan memerangkapnya di dalam sangkar madu (istananya) untuk dijadikan perhiasan yang bisa dipamer-pamerkan. Namun, di sisi yang lain, pada kenyataannya Sang Raja sebenarnya juga tak berdaya di hadapan pesona kecantikan Ratu Wasti.

Ketika Sang Raja putus hubungan dengan Ratu Wasti dan menjalin hubungan baru dengan Ester, kita kembali melihat pola yang sama. Raja Ahasyweros berusaha menunjukkan kekuasaan terhadap ratunya yang baru.

Namun, berbeda dengan hubungan Sang Raja dengan Ratu Wasti, hubungannya dengan Ratu Ester berakhir bahagia. Bukan itu saja, hubungan mereka membawa sebuah dampak yang positif bagi bangsa Yahudi.

Bagaimana bisa?

Ketika Ester berada di dalam istana, sebuah rekayasa buruk dirancang oleh Haman, yang adalah seorang petinggi penting di istana, terhadap Mordekhai (paman Ester) secara khusus dan orang Yahudi secara umum. Oleh karenanya, Mordekhai meminta bantuan Ester untuk meluputkan bangsa Yahudi dari ancaman ini.

Pada mulanya, Ester mengatakan bahwa ia tidak mungkin terlibat. Ia akan dihukum mati jika meminta bertemu dengan Raja ketika dia belum dipanggil.

Namun, akhirnya dia berani mengambil risiko ketika Mordekhai mengatakan ini,

“Jangan kira, karena engkau di dalam istana raja, hanya engkau yang akan terluput dari antara semua orang Yahudi. Sebab sekalipun engkau pada saat ini berdiam diri saja, bagi orang Yahudi akan timbul juga pertolongan dan kelepasan dari pihak lain, dan engkau dengan kaum keluargamu akan binasa. Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu.

Dengan sigap Ester merespons.

Ia memerintahkan seluruh bangsa Yahudi untuk mendukungnya dengan berdoa-puasa. Singkat cerita, akhirnya perjuangan Ester membuahkan hasil. Bukan saja bangsa Yahudi diselamatkan, namun hubungannya dengan Raja pun berlanjut dengan baik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here