Setelah pihak Liga Inggris secara resmi memberhentikan semua pertandingan sehubungan dengan wabah virus covid-19, maka pada hari Jumat, 13 Maret 2020, Jurgen Klopp, pelatih dari Liverpool memberikan pernyataan kepada wartawan. Ia menekankan pentingnya setiap individu untuk menjaga kesehatan diri masing-masing. Di tengah-tengah pembicaraannya itu, ia mengeluarkan kalimat yang sangat menarik. Ia berkata:

“Saya sudah mengatakan sebelumnya bahwa sepak bola selalu tampak sebagai yang terpenting dari hal yang paling tidak penting.

Hari ini, sepak bola dan pertandingan sepak bola benar-benar tidak penting sama sekali.”

Perkataannya yang mengejutkan ini seakan mengajak kita semua untuk kembali kepada hal yang harus menjadi fokus ditengah gelombang kekuatiran dan ketakutan yang menghantam dari sekeliling kita.

Sambil kita membangun kebiasaan baru untuk menjaga kesehatan, memperkuat stamina, hingga mengurangi kegiatan bersama dalam jumlah yang besar, kita perlu memikirkan kembali untuk apakah kita akan melakukan semua itu.

Benar, kita ingin sehat dan berumur panjang. Tetapi apakah itu yang terpenting? Bukankah kesehatan dan umur panjang itu merupakan sarana untuk kita mencapai hal yang terpenting?

Perkataan Jurgen ini mengajak kita semua untuk berpikir bersama:

Apakah yang terpenting dalam hidupmu?

Sebelum ketakutan dan kekuatiran menjadi makanan sehari-hari dari hampir seluruh orang, pertanyaan itu akan dijawab dengan berbagai variasi seperti:

Karir. Kesuksesan. Uang. Kuasa. Kenikmatan.

Tetapi hanya dalam kurun waktu kurang dari 100 hari, pendapat itu dengan mudah dipatahkan. Kota dikarantina. Perusahaan-perusahaan raksasa menutup kantornya. Pertandingan-pertandingan terbesar di dunia seperti NBA dan Liga Inggris pun dihentikan.

Di tengah krisis, apa yang tidak penting akan terkikis habis. Seperti emas yang bertahan dalam sebuah pembakaran, apa yang tersisa dari krisis inilah yang akan menunjukkan makna terpenting buat Anda dan saya.

Tetapi kita tidak perlu menunggu hingga krisis itu tiba atau hingga kita berada di tempat tidur menunggu ajal untuk menyadari hal terpenting itu, bukan? Saat ini, ketika dunia seakan mengajak kita berlomba dalam kekuatiran dan ketakutan, kita bisa berhenti dan membuat sebuah keputusan penting.

Saat ini, setelah mendengarkan perkataan Jurgen, kita bisa memutuskan untuk memberikan fokus dan perhatian kepada hal yang terpenting dalam hidup kita.

Waktu masih di pihak kita. Kesempatan pun masih berdiri di hadapan kita. Daripada kita membiarkan diri ditenggelamkan oleh berbagai berita yang datang lewat medsos dan TV, marilah kita mengambil waktu untuk memikirkan pertanyaan ini:

Apakah yang terpenting dalam hidupmu?

Untuk sebagian besar orang, termasuk saya, jawaban itu bersifat relasional. Yang terpenting dalam hidup ini ternyata bukanlah apa, melainkan siapa. Dan selama waktu masih ada, kita masih ada kesempatan untuk melakukan ini kepada siapa itu.

Jadi,

Siapakah yang terpenting dalam hidupmu?

Pergi dan lakukanlah apa yang perlu selama waktu masih ada.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here