“Avengers di re-release, lho, Pak Xavier,” ujar Mbak Pia, tetangga perumahan saat mengantar kami ke kantor pagi itu karena mobil lagi masuk bengkel.
“Avengers: Endgame diputar lagi. Revised edition. Enaknya nonton lagi nggak, Pak Xavier?” tanya seorang sahabat, direktur sebuah perusahaan manufaktur suku cadang kendaraan bermotor.
Terus terang, saya tertinggal kereta kali ini. Saya tidak tahu kalau film legendaris ini diputar ulang di jaringan bioskop CGV.
“Ada tambahan sekian menit, namun menurut saya tidak terlalu signifikan,” ujar Mbak Pia lagi.
Dari konsultasi dengan Mbak Google, ternyata pemutaran ulang ini untuk menangguk uang lebih banyak lagi sehingga bisa mengalahkan Avatar.
Apakah cita-cita ini realistis? Ternyata setelah ditayangkan ulang sejak 28 Juni lalu, jumlah bioskop yang menayangkannya terus menurun, bahkan Tiongkok tidak mau memutar ulang film ini.
Bagaimana komentar orang? Dari detik, saya mendapatkan beberapa komentar menarik:
“Ngga ah males,” unggah Bengkoangkorea.
“Maless.. Tiap muncul serial Avengers baru ceritanya makin berantakan,” cuit Dulkampret.
“Segitunya mau ngalahin avatar, nunggu di in.xxi aja, wkwkwkwkw,” upload teteruga.
Di antara komentar para netizens, saya suka yang ditulis Widyatmiko Adhi Pradhana: “Buseet seerius? Di release lagi hanya agar penonton nonton post ending credit? Does’nt make Sense at all!”
Masuk akal, karena perubahan dalam extended version-nya tidak banyak seperti bertemu kembalinya Tom Holland (Peter Parker) dengan Ned Leeds (Jacob Batalon), tambahan footage sebagai tribute bagi Stan Lee yang berinteraksi dengan cast dan sutradara di lokasi shooting. Persis seperti akhir film-film kocak Jacky Chan maupun Ernest yang sengaja membocorkan kesalahan casting atau dialog. Mengutip Morgan Stark yang dengan menggemaskan, mereka pun berkata, “Stan, we love you 3000!”
Yang cukup menarik adalah cuplikan scene saat Bruce Banner melakukan tindakan heroik menyelamatkan warga dari pencakar langit yang terbakar. Yang lebih menggelitik adalah saat Nick Fury—diperankan dengan gahar oleh Samuel L. Jackson—dan Maria Hill (Coble Smuldeers) turba (turun ke bawah) dan tinlok (tinjau lokasi) ke Meksiko untuk memeriksa seberapa besar kerusakan yang ditimbulkan. Bisa ditebak atau sengaja disambungkan, scene tersebut merupakan pembukaan film Spider-Man: Far From Home.
Baca Juga: Spider-Man: Far From Home, Kejutan dan Rahasia yang Berdampak Besar bagi Kehidupan Kita
Nah, Anda tertarik atau tergelitik untuk nonton lagi? Ajak saya wkwkwk.