Biasanya, saya dan keluarga pulang ke Blitar—kampung halaman saya—setiap Imlek. Bahkan saat saya masih bertugas di Australia, setiap Imlek saya usahakan untuk balik ke kota tempat Bung Karno dimakamkan. Tahun ini, karena pandemi, saya nggak bisa pulang. Inilah kenangan indah yang tidak pernah saya lupakan saat Imlek.
Pertama, bertemu keluarga besar
Saya anak ke sepuluh dari sepuluh bersaudara. Kakak perempuan saya meninggal dunia sebelum kesembilan adiknya lahir. Jadi saya mengenal kakak sulung saya dari cerita papa dan mama saya. Setiap tahun berganti jumah anggota keluarga bertambah. Ada keponakan yang menikah dan akhirnya punya anak-anak juga. Jadi, seru sekali saat kami berkumpul di rumah Papa dan Mama. Sejak mereka berpulang, suasana berbeda. Ada kegembiraan, tetapi ada kesedihan karena kepergian mereka.
Kedua, makan enak
Di era digital ini, untuk makan apa saja tinggal pencet nomor hape kita, makanan yang kita inginkan tersedia. Meskipun begitu, ada masakan yang tidak pernah saya makan kecuali saat Imlek. Telor taoco. Walaupun bahannya sederhana, tetapi rasanya sungguh tak terlupakan. Saat menceritakan hal ini kepada seorang sahabat asal Medan yang lama tinggal di Singapura, dia mencoba memasakkan saya berdasarkan resep dari Cece saya. Cukup enak, tetapi taste-nya beda. Beda tangan barangkali.
Biasanya saat Imlek, Papa sibuk memasak. Masakan Papa begitu enak. Mengapa? Karena Papa jarang masak dan ini yang lebih penting, karena Papa tidak tahu harga bumbu dapur di pasar.
Biasanya di ruang makan, meja diperpanjang agar bisa menampung lebih banyak orang. Tetap tidak memadai. Lebih banyak lagi yang makan di ruang lain atau sambil berdiri. Suasananya riuh sekali. Kalau keluarga zaman dulu kita dilarang banyak bicara saat makan, untuk Imlek peraturan ini tidak berlaku. Setiap orang bicara sehingga kami tidak tahu siapa yang harus kami dengarkan.
Ada peraturan tidak tertulis bahwa jika yang paling tua sedang bicara, yang lain mendengarkan. Setelah Papa dan Mama pergi, kakak sulung sayalah yang ambil posisi ini. Tampak sekali dia begitu happy saat menceritakan banyak hal yang terjadi selama setahun atau tahun-tahun yang lalu, biasanya dengan nada humor.