Menjelang Valentine’s Day ini, saya ingin berbagi pernik-pernik cinta. Benarkah cinta itu luntur bersamaan dengan makin lamanya usia pernikahan? Dari ruang konseling dan pengalaman pribadi menjalani hidup pernikahan yang hampir 30 tahun, saya bagikan inilah 5 sikap, perbuatan dan ucapan suami yang menjengkelkan istri.
Suami yang merasakan, tolong angkat tangan. Istri yang merasa menjadi korban, tolong bagikan tulisan ini ke para suami. Anda perlu asertif ketimbang sensitif.
1. Pulang kerja, belum mandi, langsung naik ke tempat tidur
Bisa jadi saat pacaran itu, cowok selalu terlihat bersih, rapi, wangi. Namun, setelah menikah, suami tampaknya kembali ke habitat aslinya yang tidak terlalu menjaga tubuhnya sendiri. Waktu di kost saat mahasiswa, saya melihat banyak teman yang langsung naik ke ranjang begitu pulang kuliah, termasuk saya. Rupanya kebiasaan ini tidak disukai sebagian (besar) istri. Mereka menjaga wilayah kamar tidur sebagai tempat sakral yang harus bersih dan steril dari kotoran apa pun. Saya percaya, para suami pun sekarang mandi dan ganti pakaian bersih setelah pulang dari luar rumah. Pandemi mengubah kebiasaan.
2. Kamu tampak gemuk sayang. Makanya jangan ngemil melulu
Meskipun itu fakta, kata ‘gemuk’, ‘gendut’, ‘gembrot’ dan saudara-saudaranya haram diucapkan seorang pria kepada wanita, apalagi seorang suami kepada istrinya. Perang lokal dipastikan terjadi. Bahkan kata ‘segar’ yang tidak berkonotasi dengan ‘obesitas’ pun membuat wanita ‘risih’. Suatu kali saya disapa seorang ibu dan saya menjawab spontan, “Ibu kelihatan segar lho!” Spontan senyuman hilang dari wajahnya dan berkata, “Maksud Pak Xavier saya gemuk ya?” Ganti saya yang melongo.
Meskipun begitu, saya punya cukup banyak sahabat yang sudah bisa ‘berdamai’ dengan bentuk tubuhnya sendiri. Seorang pimpinan di sebuah perusahaan, saat hendak masuk ke deretan kursi yang sempit dengan santai dan senyum bertanya, “Tubuhku cukup nggak ya masuk sini?” sambil menunjuk, maaf, bagian belakang tubuhnya.
Saat diundang bicara di sekelompok anak muda di luar negeri, seorang pemain drum cewek, yang bertubuh tambun mengenakan T.Shirt dengan tulisan di depan yang mencolok: “Aku tidak gemuk. Hanya kurang tinggi!” Saya sungguh salut dengannya. Mengapa? Dia toh tetap cantik dengan tubuhnya yang besar. Bukankah orang yang dewasa bisa menerima dirinya apa adanya dan tidak terprovokasi oleh ucapan orang lain? Pernyataan ini bukan bermaksud tidak mengapresiasi usaha orang untuk diet.