Sabtu, 24 Agustus 2019.
Artikel yang menduduki peringkat teratas di laman Kompas.com hari ini adalah berita tentang Dian Sastro yang mengisahkan perihal autisme pada anak sulungnya.
Ia bercerita tentang tanda-tanda awal yang ia temukan, bagaimana mereka merespons itu sebagai keluarga, terapi dan berbagai bantuan yang diberikan sejak sang anak berusia sepuluh bulan, hingga saran beliau kepada para ibu dalam menanggapi insting yang muncul ketika mereka melihat ada yang berbeda dalam perilaku anak-anak mereka.
Saya merupakan salah satu dari enam puluh ribu lebih pembaca yang membuka halaman berita itu. Saat itu saya sadar, Dian Sastro telah menggunakan ketenaran namanya untuk bukan saja membagikan kisah perjuangan keluarganya yang sangat pribadi, tetapi lewat itu, ingin mengajak masyarakat umum untuk masuk dalam dunia yang sering terlewatkan,
dunia anak berkebutuhan khusus.
Dian sendiri berbicara di acara Special Kids Expo 2019: #Beauty in Ability yang diadakan di Jakarta Convention Center pada tanggal 24-25 Agustus ini.
Special Kids Expo (Spekix) ini sendiri merupakan kolaborasi dari Masyarakat Peduli Autis Indonesia (Yayasan MPATI) dengan Zally Zarras Learning Center (ZZLC) dan dihadirkan dengan misi untuk menciptakan pemerataan kesempatan dan hak, secara khusus untuk generasi muda dengan kebutuhan khusus (Autis, ADHD/ADD, dan berbagai variasi lainnya) sehingga mereka pun bisa memiliki kesempatan untuk belajar, hidup mengejar mimpi dan bisa berdiri di atas kaki sendiri.
Bila Anda membuka halaman ini karena Dian Sastro, saya berharap Anda bisa bertahan dan terus membaca hingga akhir. Saya akan berusaha mempertahankan minat Anda dengan memperkenalkan Anda kepada seorang wanita lain yang sangat luar biasa.
Wanita itu bernama Temple Grandin.