Kami berkata bahwa ia bisa bertanya dan berkomentar, tetapi jangan di tempat ini. Mari, kata kami, kita hormati orang-orang yang sedang menunggu untuk menonton dengan tidak membocorkan isi dari film tersebut.

Di saat-saat seperti ini, saya menyadari bahwa kita, khususnya para orang tua, memiliki sebuah kesempatan dan momentum yang tepat untuk mengajarkan anak-anak kita tentang empati, pengendalian diri untuk menahan dari berbicara, dan perasaan mengerti orang lain. Saat itu, anak-anak kita akan dengan mudah mengerti dan menyerap pembelajaran tersebut.

Bonus dari apa yang kita katakan adalah bahwa ketiga hal diatas juga merupakan tiga hal penting yang menjadi bagian dari kecerdasan emosi yang diajarkan oleh Daniel Goleman. Hanya dengan menggunakan momentum yang sudah tersedia di depan mata, kita dengan mudah bisa melatih dan mengembangkan otot dari kecerdasan emosi anak-anak kita.  

Sebagai orang tua, terkadang kita berpikir bahwa pengajaran itu harus terjadi di kelas atau ketika kita memiliki bahan untuk dikatakan. Kita sering lupa bahwa anak-anak kita terus belajar lewat apa yang mereka lihat dan apa yang mereka dengar dari kehidupan kita. Seperti ketika Morgan mengulang kata kasar yang dikeluarkan oleh ayahnya ketika sang ayah berpikir bahwa tidak ada orang yang mendengarnya.

Kita juga lupa bahwa segala yang kita lakukan bersama anak-anak kita bisa dijadikan momen pembelajaran, termasuk ketika kita membicarakan film yang baru selesai ditonton.

Sambil berjalan meninggalkan area bioskop, kami terus mengingatkan anak kami untuk tidak mendiskusikan isi film ini kepada teman-temannya yang ada di sekolah.

“Bagaimana kalau sudah ada yang nonton? Apakah bisa ngomong dengan mereka?”

“Tapi kan masih ada yang belum nonton, Sammy.”

“Kita bisa ngomong bisik-bisik saja.”

Secara perlahan, kami menjelaskan alasan dibalik pertimbangan kami. Kami mengajarkan anak kami untuk mengerti perasaan teman-teman yang juga ingin menonton tetapi belum sempat, kami mengajar dia untuk mengingat kembali betapa indahnya menonton tanpa tahu alur cerita dari film itu, dan kami katakan bahwa kalau memang mau berdiskusi, kami berdua siap untuk bercerita dengannya.

Apakah Hal ini Relevan dengan Keluarga Anda?

Mungkin Anda memiliki kebiasaan yang berbeda dengan kami. Mungkin anak-anak Anda lebih banyak berada pada dunia kompetisi, dunia games dan dunia les. Apapun itu, saya ingin menggunakan contoh film untuk mengingatkan Anda dan saya untuk menggunakan momentum-momentum yang tersebar di sekeliling kita. Ajarkanlah mereka tentang empati. Buatlah mereka mengerti perasaan orang lain. Dan tumbuhkan terus kemampuan untuk menahan diri dalam diri mereka.

Demi Masa Depan Anak

Karena kita ingin anak-anak kita bertumbuh menjadi orang-orang yang sukses. Karena kita berharap agar anak-anak kita memiliki masa depan yang cerah. Dan di masa depan, kecerdasan emosi ini akan memainkan peran yang sangat besar. 

Dr. Tim Elmore, seorang pemimpin yang memberikan perhatian besar kepada generasi yang akan datang, mengatakannya dengan sangat tepat. Menyimpulkan pengajaran dari Daniel Goleman, Tim mengingatkan saya dan Anda bahwa kecerdasan emosi pada jaman ini akan menjadi alat prediksi yang lebih akurat dalam mencapai kesuksesan hidup daripada kecerdasan intelektual.

Kita bisa memulainya hari ini ketika kita mengajarkan anak-anak untuk tidak membocorkan cerita dari film yang baru ditonton.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here