Meskipun dapat bangku paling depan, saya masih beruntung karena kami sekeluarga masih kebagian tiket nonton. Sahabat keluarga kami rela antre agar bisa nonton film ‘anak-anak rasa dewasa’ atau film ‘dewasa rasa anak-anak’ ini. “Dapat bangku depan tidak apa-apa ya, Pak?” ujar seorang ibu berpenampilan bak Lady ini.
Ketegangan film ini dimulai sejak awal. Agar tidak membocorkan plotnya terlalu banyak (spoiler alert, hehehe), saya tidak akan cerita terlalu detail. Singkatnya, seorang bocah yang terhilang di pasar malam, dan pergi kesana kemari untuk mencari ibunya yang single mother, membuatnya ‘terpaksa’ masuk ke sebuah penampungan. Beruntung sekali ‘papa dan mama’ barunya begitu baik dan menerimanya apa adanya. Bersama penghuni lainnya, Billy Batson (diperankan dengan asyik oleh David Kohlsmith) mengalami penculikan agar bisa menggantikan Shazam, seorang ‘penjaga kebenaran’ yang dikelilingi oleh ‘7 dosa maut’ yang tampangnya mengerikan.
Seperti film DC—dan Marvel—pada umumnya, tokoh superhero selalu melawan super-villain. Sosok bocah Billy yang imut-imut tiba-tiba bisa berubah menjadi pahlawan dewasa tetapi masih dengan sikap dan bicara layaknya seorang bocah. Bocah dengan tubuh orang dewasa inilah yang membuat penonton terpingkal-pingkal, tidak terkecuali seorang bule di kiri saya yang terus-menerus tertawa sambil membetulkan selimutnya yang kurang panjang dibandingkan kakinya yang jangkung. Wkwkwk.
Inilah 3 rahasia kehidupan yang terungkap lewat film Shazam
Pertama, di dalam sosok seorang dewasa akan tetap masih ada sifat kekanak-kanakkan di dalamnya
Meskipun begitu, jika ada seorang dewasa yang berperilaku demikian, bisa saja ada yang berkomentar: “Masa kecil kurang bahagia!” Di film ini, sifat itu bisa berganti dalam waktu singkat. Begitu berteriak, “Shazam!” maka si bocah Billy bisa menjadi manusia dewasa super dengan badan tinggi menjulang dan dada bidang serta otot kekar. Meskipun berotot kawat dan bertulang besi seperti Gatotkaca, sikap, ucapan dan tindakannya masih tetap kekanak-kanakkan.
Demikian juga sebaliknya, saat ingin ‘menghilang’ dia tinggal berseru, “Shazam!” dan dalam sekejap bocah raksasa ini akan kembali menjadi sosok kecilnya yang imut dengan pipi kemerah-merahan, menggemaskan.