Di Antara Kemarin dan Besok
Untuk merayakan berakhirnya tahun 2022 dan dimulainya tahun 2023 alangkah indahnya jika kita tidak hanya menikmati lagu “Between Yesterday and Tomorrow” yang sedap didengar, melainkan indah untuk disesap.
Between yesterday and tomorrow,
there is more, there is more than a day.
Between day and night,
between black and white,
there is more, there is more than grey.
Between the question and the answer,
there’s the silence of the sea.
Between the cradle and the grave,
there is the someone that is me.
Between yesterday and tomorrow,
there is more, there is more than a day.
There’s every dawn you’ve ever seen,
and every wind you’ve ever heard.
There’s every hand you’ve ever touched.
All that ever was, all that could have been,
all that should have been.
Kita tidak hanya perlu mengecek aspirasi sebelah seberapa pun lebarnya perbedaan, melainkan juga belajar kerendahan hati. Saat ‘toko’ kita sepi, jangan langsung baper dan menyalahkan pemerintah yang jelas-jelas berkata, “Winter is coming.” Namun, jauh lebih bijak kalau kita cek toko sebelah. Jangan-jangan toko di sebelah rumah kita tetap ramai. Apa penyebabnya? Jangan keburu menuduh mereka melakukan persaiangan dagang yang curang, namun lebih baik melakkan introspeksi. Bisa juga cek koko sebelah. Jangan-jangan dia melayani pelanggan dengan lebih ramah.
Kemauan dan kemampuan untuk melihat ke dalam diri merupakan salah satu bentuk kerendahan hati yang paling nyata. Itulah the way of the water yang selalu mengisi tempat yang lebih rendah.
The best way to celebrate new year is having a new heart.