Segala sesuatu punya garis awal. Bagi dr. Denny Irwansyah, Sp.BP, RE(K)., MMRS., M.H., awalan itu terjadi ketika hatinya terpantik oleh kegelisahan.
“Suatu hari saat bertugas di Medan, saya kedatangan pasien, seorang nenek berusia 75 tahun. Beliau adalah pasien dengan permasalahan bibir sumbing yang datang untuk melakukan operasi. Yang membuat saya heran, selama ini nenek tersebut ke mana saja? Mengapa di usianya yang tak lagi muda baru mau melakukan operasi? Setelah melakukan konsultasi, akhirnya saya mendapatkan jawaban. Ternyata nenek ini tinggal dengan cucunya yang masih duduk di bangku taman kanak-kanak, karena ibu si anak ini bekerja di luar negeri.
“Awalnya, keadaan mereka baik-baik saja. Masalah muncul saat si cucu mogok sekolah. Usut punya usut, ternyata pemicunya adalah perundungan oleh teman-teman si cucu karena bentuk bibir sang nenek. Hal itulah yang membuat sang nenek berkeinginan dioperasi. Singkat cerita, nenek ini akhirnya saya operasi, dan semuanya berjalan dengan baik. Momen inilah yang mendorong saya untuk menolong lebih banyak lagi pasien dengan masalah bibir sumbing.”
Tak ada satu orang pun yang mampu memilih untuk tidak terlahir dengan kondisi bibir sumbing. Faktanya, kondisi bibir sumbing ini bisa terjadi pada siapa saja. Ada banyak faktor penyebab, mulai dari faktor nutrisi, infeksi, radiasi, hingga pola hidup. Akan tetapi, kondisi bibir sumbing itu bukanlah akhir dari segalanya. Dengan kecanggihan teknologi kedokteran saat ini, masalah bibir sumbing bisa diatasi melalui tindakan bedah plastik.
Mengapa Bedah Plastik?
“Operasi bibir sumbing adalah bagian dari rekonstruksi, yang memang merupakan bagian dari bedah plastik. Operasi rekonstruksi ini harus dilakukan dengan tetap memerhatikan sisi estetika, yaitu simetrisitas serta keindahannya. Jadi tidak asal potong dan jahit saja, tetapi bagaimana mengembalikan fungsi bibir sekaligus membuatnya tetap terlihat simetris, pas, dan sebisa mungkin tanpa bekas,” tutur dr. Denny.
Menurut dokter yang praktik di RSPAD Gatot Soebroto ini, implikasi dari bedah sumbing cukup luas. Secara fisik, pasien dengan bibir sumbing pasti menghadapi masalah terkait dengan kebutuhan untuk makan dan minum, serta kemampuan berbicara. Selain itu, ada juga permasalahan sosial yang tidak hanya melibatkan pasien secara pribadi, tetapi juga pihak keluarga. Tak jarang, keluarga pasien penyandang bibir sumbing dibebani rasa malu.