Seekor tawon besar hinggap di sarang tawon kecil. Karena merasa terancam dan ingin melindungi ratunya, sejumlah besar tawon mengerubuti sang invader sehingga mati kepanasan. Fenomena yang mirip terjadi di Itaewon saat merayakan pesta Halloween di Seoul. Sebuah gang kecil selebar 4 meter—menurun pula—disesaksi oleh ribuan orang. Kabar yang beredar ada lebih dari 100 ribu orang yang memadati area yang banyak resto dengan menu dari berbagai negara ini.
Apa yang bisa kita petik dari tragedi yang mirip dengan kerusuhan Kanjuruhan? Bedanya, menurut otoritas Seoul, tragedi Itaewon murni karena berdesak-desakan sejumlah besar orang di tempat yang sempit.
Pertama, menjadi penonton di pertunjukan apa pun, kalau jumlah orangnya melebihi kapasitas venue, sangat berbahaya. Saya pernah mengalaminya. Kerumunan orang—apalagi kalau ada yang memprovokasi—bisa menjadi bahaya yang meskipun terduga, tetapi selalu berulang. Jadi, sedapat mungkin kalau ada pertunjukkan yang massanya membludak, lebih baik kita keluar.
Kedua, orang yang terancam bahaya secara naluri ingin mempertahankan nyawanya sendiri sehingga banyak orang yang menyarankan saya kalau naik bus diminta duduk di belakang sopir. Kalau ada bahaya di depan, sopir secara refleks akan membanting setir untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Saya belum pernah membaca validitasnya karena belum membaca penelitian yang menyangkut hal ini. Jadi, ketika gang di belakang Hamilton Hotel itu sudah sudah penuh sesak dengan manusia, dan tak bisa bergerak lagi, maka mereka yang merasa sesak nafas tidak bisa bergerak mencari celah sekecil apa pun untuk lolos dari kerumunan maut itu. Akibatnya mereka terjatuh dan terinjak oleh yang lain.
Mari beralih dari Korea ke Kanada. Di puncak musim dingin di Kanada—saya dua kali berada di daerah yang suhu di musim dingin mencapai minus 50 derajat celcius—ada sekelompok hedgehog (sejenis landak) yang berkumpul di sebuah sarang. Saat berhimpitan itulah duri-duri mereka saling menusuk. Namun,saat mereka merenggangkan tubuh, suhu yang begitu dingin bisa membunuh mereka. Akhirnya, meskipun akan terluka oleh duri, mereka memilih untuk tetap berhimpitan agar memperoleh kehangatan.
Di dalam hidup ini seringkali relasi yang dekat bisa menyakitkan. Meskipun begitu, bukankah lebih baik berelasi meskipun ada relasi tertusuk duri ketimbang mati kesepian seorang diri?