The Tinder Swindler. Film yang diputar di awal bulan Februari ini di Netflix bikin heboh dunia perjodohan via aplikasi. Film dokumenter ini mengisahkan beberapa wanita yang tertipu seorang pria ganteng bernama Simon Leviev. Nama aslinya Shimon Yehuda Hayut. Pemuda ganteng kelahiran 27 September 1990 di Ramat Elchanan, Bnei BrakIsrael ini berhasil meraup uang sekitar 10 juta dolar Amerika.

Modusnya sederhana. Dia memasang foto dirinya bak crazy rich putra mahkota konglomerat Israel yang berjudul King of Diamonds, sehingga para fansnya—khususnya kaum hawa—menjuluknya Princes of Diamonds. Jika kita melihat akun instagram #simonleviev, banyak foto keren pamer kemewahan yang diunggah oleh berbagai kalangan usai terbongkarnya kasus penipuan berkedok cari jodoh ini. 

Apa saja yang dipajang Simon di Tinder? Naik pesawat jet pribadi, adi busana karya perancang internasional, pesta-pesta jetset, tempat-tempat eksotis di seluruh dunia, khususnya di Eropa, fine dining di berbagai restoran mahal, keikutsertaan di club-club mahal yang entry fee minimanya $2 ribu, hotel berbintang lima ke atas dan, tentu saja, mobil-mobil sekelas Roll Roys lengkap dengan personal chauffeur and body guard. Siapa tidak tertarik dengan cowok ganteng sekelas sultan? Banyak cewek—bahkan dari kalangan menengah ke atas—yang mau kencan dengannya, meskipun one night stand

Setelah para pengejar cinta itu menggeser layar Tindernya dan match, mulailah petualangan cinta yang mengarah ke bucin. Simon terus-menerus mengirimkan pesan WA bernada rayuan maut mulai “I miss u already” sampai mengajak menikah segala. Pokoknya menggiurkan dan bikin klepek-klepek sampai pilek sehingga tidak bisa mencium aroma busuknya.

Apakah Tinder terlibat? Jelas tidak! Apakah aplikasi jodoh brengsek? Tidak juga! Seperti pisau yang bisa dipakai untuk memotong buah dan sayur, namun juga bisa dipakai untuk menodong bahkan menusuk orang. Sebagai orang yang senang ‘menjodohkan’ orang, inilah the do and the donts bijak menggunakan aplikasi perjodohan.

The Donts

Inilah peraturan utama dan terutama, yaitu The Do and the Donts. Jangan mudah percaya wajah dan pempilan di medsos. Biasanya orang suka memasang the best version of him/her. Tidak salah dan sah-sah saja. Siapa yang tidak ingin  menarik? Namun, siapa tahu foto yang diunggah itu sebenarnya diambil sepuluh bahkan dua puluh tahun yang lalu?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here