“what if” bisa menjadi apa saja. Entah itu baik ataupun buruk. Seharusnya disikapi secara seimbang. Sekalipun, kebanyakan kita tentu akan lebih menyikapi secara negatif. Memang apa yang tidak kita ketahui di depan akan membawa ketakutan.
Menentukan Pilihan
Berada di persimpangan jalan ini memang tidak menyenangkan. Perasaan menjadi campur aduk. Namun, sekalipun tidak menyenangkan, kita harus menentukan sebuah pilihan. Lagi pula, kita tidak bisa terus berada di persimpangan jalan itu, bukan? Tidak ada pilihan yang tidak beresiko. Apa lagi soal menikah.
Teringat nasihat Pak Wepe dalam sebuah seminar, “Hanya para pemberani yang siap mengambil resiko itu.” Benar! Pilihan sulit harus disikapi dengan sebuah keberanian untuk memilih. Toh, memilih, entah benar atau salah, adalah bagian dari proses belajar menjadi dewasa. Bukan berarti memilih tanpa pertimbangan dan hikmat. Namun, kemampuan memilih adalah bukti bahwa seseorang telah dewasa dan siap menentukan kehidupannya sendiri. Itu juga salah satu bukti bahwa ia telah siap memimpin sebuah keluarga.
Untuk mereka yang sedang berada di persimpangan jalan antara menikah atau tidak menikah. Doakan dan beranikan dirimu untuk memilih. Jangan berhenti terlalu lama di persimpangan, nanti jalanan jadi macet.