Banyak orang berpikir bahwa kantor atau tempat kerja adalah tempat mewujudkan mimpi. Semua orang berlomba-lomba memiliki tempat kerja yang bagus dan terkenal karena percaya bahwa hal itu mendongkrak harga diri mereka. Tempat kerja menentukan kebahagiaan hidup.

Namun, apakah benar kehidupan kantor seperti itu? Kapan terakhir kali Anda mengeluhkan tentang kantor? Jam kantor yang tidak manusiawi, Gaji yang tidak sesuai dengan beban kerja setiap hari, bonus yang selalu ditunda, dan banyak keluhan lainnya. Bahkan mungkin beberapa kali Anda mengutuk kantor agar segera bangkrut.

Bagi para pencari kerja, menemukan tempat kerja adalah tujuan utama kehidupan. Namun bagi mereka yang telah bekerja, kapan mereka dapat memberanikan diri keluar dari tempat kerja adalah hal yang sering terlintas di pikiran. Mereka sering merasa iri ketika ada rekan yang berani memutuskan untuk keluar dari kantor.

Apakah ada yang salah dengan kehidupan ini? Pernahkah Anda berpikir yang sama dengan apa yang saya pikirkan saat ini? Pangkat, jabatan, gaji, apakah benar membahagiakan diri anda?

Yoon Hong Gyun, berani terbuka soal hal ini. Di dalam bukunya “How to Respect Myself” mengatakan bahwa mendefinisikan kebahagiaan pada tempat kerja Anda adalah hal yang keliru. Bagaimana mungkin gaji dapat membahagiakan hidup. Ia berkata, sesungguhnya “Gaji adalah uang santunan yang bermakna ‘kami berikan sejumlah ini, tetapi tolong bersabar atau ini sebagai ganti waktu anda yang telah kami pakai.’ Uang adalah permintaan maaf agar jangan pergi.”[1] Dengan kata lain, sebesar apapun gaji Anda, itu tidak pernah membawa kebahagiaan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here