Ketika membaca kabar berita duka aktor pemeran Black Panther, Chadwick Boseman, pria kelahiran 29 November 1976, membuat saya teringat betapa di tahun 2018 film ini tidak hanya memecahkan rekor box office pada rilisnya, tetapi juga meraup sekitar 218 juta dollar di dalam negeri hanya dalam waktu 4 hari.
Sungguh sebuah prestasi yang membanggakan. Isi muatan pada film tersebut memang layak diacungi jempol. Black Panther juga memperoleh nominasi Academy Award untuk kategori Best Picture.
Ketika Chadwick Boseman, pemeran Black Panther meninggal dunia, saya merefleksikan beberapa hal ini dari perjalanan kehidupannya.
Pejuang sejati
Dalam pernyataan resmi pihak keluarga, Chadwick Boseman didiagnosa menderita kanker usus stadium 3 dan telah berjuang selama 4 tahun terakhir. Ia terus bertekun melalui penyakitnya dan telah membawakan film-film yang membuat kita jatuh cinta ke dalamnya. Mulai film Marshaal to Da 5 Bloods, August Wilson’s Ma Rainey’s Black Bottom dan beberapa lainnya. Dalam semua film tersebut, Chadwick Boseman mengambil peran, ketika ia menjalani proses kemoterapi dan operasi.
Sungguh benar-benar pejuang yang sesungguhnya. Tak banyak orang yang ketika didiagnosa menderita suatu penyakit tertentu masih mau dan terus berupaya produktif.
Mulai dari nol
Tidak ada hal yang instan terjadi di dunia ini, demikian juga dengan awal karier Aktor 43 tahun ini. Chadwick Boseman merupakan lulusan Universitas Howard di bidang penyutradaraan, setelah lulus ia melanjutkan kembali pendidikannya di British American Drama Academy. Ia juga lulus dari Digital Film Academy New York. Semua gelar dan prestasi yang ia raih membuktikan bahwa pendidikan adalah langkah awal yang penting baginya menuju kesuksesan.
Boseman meniti kariernya sebagai aktor bukan karena aji mumpung, tetapi mulai dari nol. Ketika pertama kali muncul di layar kaca, pada tahun 2000-an, ia hanyalah pemeran tamu dalam drama kriminal seperti Third Watch dan CSI : NY.
Tidak ada yang instan. Tidak ada yang tiba-tiba. Semua butuh proses, melewati air mata, kerja keras, cacian pedas, dan kritikan karena memang demikianlah jalan menuju kesuksesan.