“Berapa sahabat Anda?” pertanyaan itu sering dilontarkan oleh James Gwee kepada peserta seminarnya. Waktu saya ajak mengobrol di kantor, motivator top tanah air ini menceritakan lebih detail mengapa dia bertanya seperti itu. “Kita bisa saja punya ratusan, bahkan ribuan kartu nama, tetapi apakah mereka semua sahabat kita?” ujarnya sambil tersenyum ramah. Saya paling senang gaya James Gwee tersenyum setiap kali berjumpa dengan saya. Namun, pertanyaan itulah yang paling membekas dalam hati saya.

Teman atau sahabat?

Bisa saja kita punya banyak teman, tetapi seberapa banyak yang sungguh-sungguh sahabat kita? Apalagi kalau ditambah kata ‘sejati’? Berkurang drastis dari jumlah semula kan? Bahkan bisa jadi orang yang sungguh-sungguh sahabat sejati kita bisa dihitung dengan jari, itu pun jari salah satu tangan kita. “Apa yang kita anggap sahabat pun ternyata toxic, Pa,” ujar Yosafat, anak bungsu saya yang suka psikologi dan filsafat ini.

Apa itu toxic people? Shannon Thomas, LCSW, seorang penulis di bidang relasi, mengungkannya dengan cara cerdas: “People with toxic qualities are master manipulators, skilled liars, and great actors. They can be hiding everywhere.”

Karena bisa bersembunyi di mana saja, orang-orang ‘beracun’ ini bisa jadi kita anggap sebagai ‘sahabat’. Bukankah saat ini banyak serigala berbulu domba? Jika satu serigala saja bisa membuat sekumpulan besar domba semburat, bagaimana jika ada sekumpulan serigala yang mengepung kita? Pucat!

Pandemi saat ini menjadi salah satu filter terbaik untuk mengetahui siapa sahabat dan siapa yang teman. “Nggak ada loe nggak rame!” Pernah baca atau dengar tagline iklan seperti itu? Tampaknya luar biasa, karena jika tidak ada kita, suasana jadi sepi seperti kuburan. Namun, coba menyelam di bawah permukaan. Ternyata pernyataan itu hanya secuil pucuk gunung es. Di bawah permukaan, kita tahu betapa besarnya dia sesungguhnya. Bisa besar dalam arti positif. Bisa juga merusak seperti dalam kasus Titanic.

1 COMMENT


  1. Warning: Attempt to read property "ID" on bool in /home/ributruk/public_html/wp-content/plugins/podamibe-custom-user-gravatar/pod-custom-user-gravatar.php on line 179
    Zeta

    wah.. ini pencerahan banget bagi saya. akhirnya saya tahu harus mengambil tindakan apa ketika saya dihadapkan dengan teman yang toxic lagi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here