Kira-kira seperti itu film yang berakhir semalam di Netflix dan menyedot banyak pemirsa. Judulnya It is Okay to Not be Okay. Film yang di posternya juga dikenal sebagai Psycho But It’s Okay dan Psycho But It’s All Right seakan menggambarkan tokoh utama film ini Seo Ye-Ji yang memerankan penulis dongeng Ko Moon-young yang meskipun ‘psikopat’ tetap diterima apa adanya oleh Moon Gang-tae yang diperankan begitu apik oleh Kim So-Hyun. Namun, bagi saya, pemain terbaik drakor ini adalah Moon Sang-tae, seorang penderita autisme, yang begitu dijiwai oleh Oh Jung-se.
Ada tiga pelajaran penting yang bisa meningkatkan rasa kasih kita kepada sesama dan memperjuangkan cinta berapapun harganya.
Pertama, setiap manusia dibesarkan bukan dari ruang kosong
Saat hendak memberikan bunga tanda cinta kepada gadis kecil pujaan hatinya, Ko Moon-young, Moon Gang-tae, terpaku beku dengan wajah pucat pasi saat melihat idaman hatinya itu merobek-robek sayap kupu-kupu dengan mata dingin. “Dasar psikopat!” bisa jadi ungkapan itu yang muncul dari mulut kita. “Kejam,” ujar istri saya yang nonton bareng drakor ini.
Dengan berjalannya cerita, pemirsa jadi mahfum bahwa perilaku menyimpang gadis cantik itu ternyata dipengaruhi lingkungan yang bahkan lebih kejam lagi. Ibu Moon-young ternyata seorang psikopat, sehingga hendak dibunuh sendiri oleh suaminya Ko Dae-hwan yang diperankan oleh Lee Eol. Hanya karena ART-nya memberitahu bahwa anaknya hendak membunuh burung kecil yang sayapnya terluka, ibu Moon-young ternyata tega menghabisi ibu duo Sang-tae dan Gang-tae.