Menjadi seorang ibu rumah tangga adalah sebuah pekerjaan yang seringkali dianggap sebelah mata dan remeh oleh banyak orang. Salah satu sebabnya mungkin karena seseorang cenderung menilai produktivitas seseorang berdasarkan apa yang dihasilkan oleh orang tersebut; yang seringkali diartikan sebagai uang.

Bagi seorang ibu rumah tangga, alangkah susahnya jika setiap kinerja kami baru dinyatakan produktif ketika kami menghasilkan uang. Seperti kisah yang saya alami.

Semasa pandemi ini banyak sekali ibu rumah tangga yang mendadak menjadi tukang masak setaraf chef berbintang Michelin. Memasak yang mungkin tadinya hanya hobi semata kini dimanfaatkan untuk mendapatkan pemasukan tambahan.

Banyak teman saya yang mengikuti pola serupa, open PO inilah dan itulah. Kualitasnya? Ya kembali pada selera masing-masing.

Para Ibu yang mendadak membuka restoran via daring ini yang sering dianggap sebagai ibu-ibu produktif, sementara saya yang hanya pandai memasak untuk suami dan anak harus menggigit jari dan merasa diri sendiri gagal.

Ah, saya sama sekali tidak produktif. Setidaknya image seperti itulah yang menempel pada diri saya.

Namun suatu hari saya malah mendapat DM dari salah satu sahabat terbaik saya, Anita Sieria Gunadi. Ia memuji betapa saya sangat produktif di rumah. Sangat bertolak belakang dengan apa yang ada dalam pikiran saya.

Tentu saja saya bertanya, dari sisi mana kamu melihat dan menilai saya sangat produktif? Yang saya lakukan di rumah hanya menyelesaikan kegiatan sehari-hari yang telah menjadi sebuah rutinitas bagi ibu rumah tangga pada umumnya: menyuap anak makan, memandikan anak, menidurkan anak, menyuapi anak, menidurkan anak, and repeat. Walau tentu saja sembari menyuap anak, kita juga menyambi dengan pekerjaan-pekerjaan lainnya. This is the power of multitasking mom.

Lalu, bagaimana saya, bisa menilai diri saya sendiri, seperti orang lain melihat saya, bahwa sebenarnya saya juga sangat produktif? Pikirkan 3 hal ini:

1. Jangan membandingkan dirimu dengan orang lain

Produktif berarti Anda bisa menghasilkan sesuatu hari ini. Tidak selalu harus diartikan sebagai uang. Namun setiap Anda memperoleh sebuah kemajuan dalam hal apapun, nilailah hal itu sebagai produktivitas Anda.

Jangan membandingkan dirimu dengan orang lain. Setiap kemajuan dalam hidup Anda dan orang lain tentu saja jauh berbeda.

Ketika orang lain mungkin bisa menjualkan hasil masakann, byaukan berarti Anda harus jadi seperti mereka. Ketika Anda berhasil memasak masakan baru, walau masih berantakan, silakan ambil fotonya dan tampilkan di Instagram karena hal itu akan membuat Anda merasa telah berhasil mencapai sesuatu dan memotivasi untuk belajar menu-menu baru lainnya. Dengan demikian Anda telah menjadi produktif, karena tidak hanya perut Anda yang kenyang, keluarga Anda juga turut senang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here