Anda menerima video dengan judul ‘PEMUDA PEMUDI INI TERKENA TIKTOK SYNDROME”? Jangan langsung ditelan mentah-mentah. Hoaks? Bukan! Sarkas? Ya! Apa sebenarnya yang terjadi?
Pertama, penyakit semacam itu memang ada
Tourette Association of America di dalam situsnya mengeluarkan pernyataan ini: “Tourette Syndrome is one type of Tic Disorder. Tics are involuntary, repetitive movements and vocalizations. They are the primary symptoms of a group of childhood-onset neurological conditions known collectively as Tic Disorders and individually as Tourette Syndrome (TS), Persistent (Chronic) Motor or Vocal Tic Disorder, and Provisional Tic Disorder. These three Tic Disorders are named based on the types of tics present (motor, vocal/phonic, or both) and by the length of time that the tics have been present.” (toureg.org)
Tourette Syndrome adalah salah satu tipe Tic Disorder. Orang yang terkena secara refleks melakukan gerakan atau ucapan yang berulang. Artinya, tidak bisa dikontrol. Refleks ‘liar’ yang ‘teratur’ ini dimulai sejak kanak-kanak dan terus belanjut sampai dewasa. Saya mengenal istilah ‘saradan’ sejak kecil, yaitu jika seseorang secara refleks sering atau terus melakukan gerakan atau ucapan yang akhirnya menjadi kebiasaan permanen. Penyebabnya masih menjadi perbincangan yang hangat mulai di emperan rumah sampai seminar ilmiah. Intinya ada tiga: gangguan sistem saraf, keturunan dan pengaruh lingkungan.
Pernahkah Anda melihat seorang yang terus-menerus mengedipkan mata setiap atau sepersekian detik? Atau orang yang tanpa sebab atau dengan sebab tertentu langsung mengucapkan kata-kata yang sama yang berulang dan seringkali tanpa arti? Nah, itulah saradan yang bisa juga disebut tic.
Seorang ibu yang sedang bepergian naik kereta api, sebelum pandemi menyerang, bersama anaknya. Di depannya duduk seorang bapak yang berulangkali dan terus-menerus menggerakkan bola matanya sehingga bagian hitamnya menyatu, mirip seperti yang dilakukan Mr. Bean untuk melucu. Karena melihat gelagat yang kurang baik, karena anaknya kritis dan suka bertanya, ibu itu langsung berbisik ke putranya, “Nak, jangan tanya macam-macam ke Bapak di depan kita ya.”