Pandemi Covid-19 yang tak kunjung teratasi ini memaksa banyak pengusaha, termasuk saya, untuk memutar otak agar tetap bisa survive dalam kasus tersulit sekalipun.

Bagaimanapun juga, banyak kebutuhan yang harus dipenuhi. Keluarga tetap harus diberi makan, uang sekolah tentu saja tetap harus dibayar penuh karena kebijakan sekolah yang tak memberi keringanan. Gaji pegawai dan pekerja di rumah tangga kami tetap harus dibayarkan, termasuk THR yang mereka terima di bulan ini.

Lalu bagaimana kami bisa tetap bertahan, terlebih di masa PSBB yang tidak memungkinkan kami untuk bekerja dan bergerak sebebas biasanya?

1. Pembatasan jam kerja

Tidak mudah bagi kami untuk melakukan ini. Bahkan ketika jam kerja tak dibatasi, banyak pekerjaan menumpuk yang harus diselesaikan di tiap penghujung hari. Apalagi banyak customer meminta pekerjaan untuk cepat selesai. Namun, semenjak PSBB diberlakukan, yang dimulai hampir bersamaan dengan permulaan puasa, kami mengakhiri jam kerja lebih awal yaitu pk. 17.30 bersamaan dengan jam berbuka puasa. Dalam kondisi biasa, kami tutup pk. 19.00.

Lalu bagaimana kami menyelesaikan pekerjaan yang masih menumpuk?Suami harus membawa pekerjaan pulang ke rumah. Ia terpaksa melemburkan dirinya sendiri, karena tidak mungkin meminta pegawai untuk lembur selama PSBB berlangsung. Untung saja sejauh ini kami masih mampu mengatasinya walau memang tubuh terasa lebih lelah dari biasanya.

2. Pengalihan servis tatap muka menjadi online

Tadinya kami mengira hal ini tidak mungkin untuk dilakukan. Kami terbiasa menerima jasa desain secara langsung. Customer akan datang untuk mengutarakan keinginan mereka, melihat proses desain secara langsung dan di kesempatan inilah mereka dapat terus mengarahkan kami untuk mencapai hasil yang diinginkan. Tentu dalam proses ini ada biaya pengerjaan berdasarkan durasi waktu pengerjaaan.

Semenjak pandemi Covid-19 menyebar di Indonesia, kami terpaksa menghentikan layanan ini demi keamanan pegawai kami dan juga kenyamanan customer sendiri. Kami mengalihkan semua servis tatap muka menjadi online. Customer yang berkenan untuk menggunakan jasa desain kami bisa mengutarakan keinginan mereka via e-mail atau Whatsapp.

Memang proses online ini memiliki tantangan dan kelemahan tersendiri. Customer tidak dapat mengkomunikasikan maksud mereka sebebas ketika bertatapmuka dan tidak dapat melihat proses secara langsung. Pegawai kami juga kehilangan uang tambahan dari hitungan durasi layanan desain. Biaya tentu tidak sama dengan biasanya.

Walaupun proses ini tak semulus biasanya, sejauh ini kami tidak menjumpai masalah. Kami bersyukur untuk teknologi yang sungguh memudahkan kami untuk tetap berkontak dengan customer tanpa perlu tatap muka secara langsung.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here