Aliansi Mama-Mama Peminta Diskon SPP is back!
Kalimat tersebut tidak asal terlontar di dalam tulisan saya. Masih segar dalam ingatan saya, bagaimana gencar permintaan dari sejumlah orang tua murid, terutama mama-mama, agar sekolah meninjau ulang kebijakan SPP.
Tidak bisa dipungkiri, Covid-19 memang membuat semua sektor tiarap. Uang susah didapatkan, namun kebutuhan berjalan terus. Tagihan tetap harus dibayar. Salah satunya adalah SPP anak-anak.
Baru kira-kira sebulan lalu diputuskan, bahwa sekolah tempat anak saya menuntut ilmu, memberikan keringanan biaya 10%. Berlaku dari TK-SMU. Ada kelonggaran pembayaran hingga akhir bulan, serta tidak dikenai denda. Untuk informasi, kebanyakan sekolah di kota kami tidak memberikan diskon. Meskipun jumlahnya tidaklah banyak, berita ini patut diapresiasi.
Namun keadaan berubah
Ketika ada sebuah sekolah ternama di kota kami memberikan pengumuman diskon SPP sebesar 50%. Sontak berita itu cepat tersiar. Kabar tersebut bahkan membangunkan kembali naluri meminta keringanan biaya dengan jumlah serupa bagi sejumlah wali murid di sekolah lain, termasuk di yayasan tempat sekolah kami bernaung.
Puncaknya ada perwakilan dari wali murid, tentu saja mama-mama, yang menyampaikan permohonan diskon kepada wali kelas. Agar lebih terasa urgensinya, ada sejumlah nama terpampang di daftar yang disodorkan.
Menariknya hanya ada satu nama yang memilih tidak ikut bergabung dalam aliansi peminta diskon. Kebetulan orang tersebut adalah sahabat saya. Keputusannya membuat saya penasaran, mengapa ia membuat pilihan yang berbeda?
Inilah sepenggal penjelasannya, yang dikirimkan saat ada diskusi grup WA kelas anak tersebut, semoga bisa dijadikan bahan pelajaran bersama: