“Tuhan, jangan lockdown usahaku. Dengan cara apapun aku harus tetap hidup dan menghidupi orang-orang yang bergantung padaku.”

Permohonan ini diungkap oleh sahabat saya, yang berprofesi sebagai penjahit di kota Magelang, Jawa Tengah. Ketika pemerintah mulai mengimbau masyarakat untuk tidak beraktivitas di luar rumah, perempuan ini menyadari bahwa masa penuh pergumulan sudah di depan mata. Ia dan banyak pengusaha lain akan berjuang lebih keras melawan efek ekonomi yang ditimbulkan dari pandemi Covid-19.

Mbak Esther, demikian saya menyapanya, sadar bahwa ia tidak bisa berbuat banyak. Meskipun demikian, ada sesuatu yang bisa diperbuat untuk mendatangkan sebuah kebaikan kecil. Niat itu bersambut baik ketika ada seorang dokter curhat kepadanya.

Ketika Masker Menjadi Kebutuhan Tak Terduga

“Harga masker medis melonjak naik dan susah ditemukan di pasaran. Sebetulnya, yang sehat masih bisa kok beraktivitas dengan masker kain,” kata sang dokter.

Mulailah Mbak Esther bertanya tentang masker kain yang memenuhi kriteria standar dan kurang lebih sebanding dengan masker medis. Ia mendapatkan info lengkap tentang masker kain yang diberi filter tisu. Setelah berhasil membuat masker kain tiga lapis, mulailah ia menyebarkan masker-masker tersebut.

Tanggal 24 Maret 2020, Esther mengumumkan bahwa ada produksi masker di akun medsosnya. Untuk dijual? Tidak. Masker ini dibagikan secara gratis.

“Memang sengaja dibagikan cuma-cuma karena income sebagian orang berkurang karena pemotongan jam kerja, tutupnya perusahaan, dan pegawai yang dirumahkan,” kata Esther.

Aktivitas Pembuatan Masker di Penjahit Esther, Magelang. Hasilnya Dibagikan Gratis!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here