3.Menyadari bahwa manusia membutuhkan sesamanya
Dalam arogansi beberapa orang yang berpikir bahwa dirinya paling hebat dan bisa mengalahkan orang lain, melalui bencana ini kita disadarkan bahwa kita saling membutuhkan. Saat bencana Covid-19 pertama kali merebak di Wuhan, Pemerintah Cina menerima bantuan masker dan alat kesehatan dari berbagai negara, terutama dari Jepang yang sebenarnya musuh dalam sejarah. Saat pabrik-pabrik Cina tidak lagi beroperasi dan lumpuh, maka perekonomian dunia juga terimbas. Saat wabah mulai merebak ke berbagai negara, giliran Cina yang berbalik memberikan bantuan. Banyak negara memusuhi Cina, ternyata juga tidak bisa hidup tanpa Cina. Cina sendiri juga membutuhkan negara-negara lain. Tidak ada negara yang mampu berdiri sendiri tanpa bantuan dan kehadiran negara lain.
Kita sendiri bisa saja punya banyak uang, tetapi uang itu menjadi tidak ada artinya tanpa kehadiran dan peran orang lain. Kita butuh orang lain yang menanam sayur dan beras. Kita butuh pedagang yang berjualan di pasar. Kita butuh pemerintah yang memerangi dan mengendalikan wabah. Tidak ada gunanya punya banyak uang tetapi tidak bisa makan dan minum karena tidak ada yang memasok. Itu sebabnya kita harus peduli pada sesama, karena tanpa mereka, maka sehebat dan sekaya apapun kita, tidak akan ada artinya. Bukan kita saja yang butuh sehat, orang lain juga harus sehat agar kita bisa hidup. Sadarkah kita? Marilah kita belajar peduli pada orang lain, salah satunya dengan cara berbagi dan tidak menimbun barang dengan membabi buta.
4.Mempercayakan diri dan mengandalkan Tuhan
Merebaknya Covid-19 ke hampir seluruh penjuru dunia, menyebabkan tempat ibadah di berbagai negara tidak lagi diizinkan mengadakan pertemuan, termasuk di beberapa tempat ibadah yang ada di Jakarta. Semua orang dianjurkan untuk lebih banyak berada di dalam rumah. Tetapi itu tidak berarti bahwa kita tidak bisa berdoa. Kita tetap bisa lakukan itu di rumah.
Covid-19 bukan hanya menyerang kesehatan jasmani tetapi juga kesehatan ekonomi dunia. Jika tidak terkendalikan, kemungkinan juga bisa mengakibatkan resesi global. Siapakah yang dapat menolong? Di saat manusia tidak berdaya, tidak ada tempat pelarian yang lebih aman dan teduh selain Tuhan. Bencana adalah sebuah peringatan bahwa betapa rapuhnya manusia dan betapa fananya dunia serta semua yang kita miliki. Ada banyak hal yang manusia tidak bisa selesaikan tanpa hikmat dan pertolongan dari Tuhan.
Di saat-saat seperti ini, marilah kita mengambil waktu lebih untuk berdoa bagi negara kita dan juga dunia. Berdoa kiranya Tuhan memberikan hikmat kebijaksanaan kepada pemerintah agar dapat mengatasi pandemik ini dengan baik. Berdoa untuk para tenaga medis yang berada di barisan depan memerangi Covid-19 agar dilindungi Tuhan. Berdoa untuk masyarakat kita agar diberi kesadaran untuk bersama-sama menjaga diri serta diberi solidaritas dalam memerangi bencana ini.
Beriman tidak berarti menjadi nekat dan tidak waspada. Jika kita beriman, seharusnya kita tidak menjadi ketakutan sampai melakukan tindakan yang tidak masuk di akal, seperti menimbun beras terlalu banyak melampaui kapasitas konsumsi kita. Kita harus sekuat tenaga melakukan apa yang menjadi bagian kita untuk memerangi wabah ini, dan biarkan Tuhan melakukan apa yang menjadi bagian-Nya. Benar, bahwa hidup dan mati ada di tangan Tuhan. Tetapi kita punya tanggung jawab untuk menjaga tubuh dan kehidupan yang telah dipercayakan kepada kita.