Mungkin bukan bagi mereka yang telah tiada, tetapi kepada mereka yang masih ada di sekitar kita.

Hari ini, kesempatan untuk

  • berkata bahwa saya mencintainya sekali lagi,
  • melihat senyumnya, mencium dan memeluknya sekali lagi,
  • meminta maaf kepadanya,
  • membuat kesan terindah setiap kali berjumpa,
  • lebih membahagiakan dia,

masih ada.

Tetapi saat ini, rasa itu masih diselimuti dengan dendam, ego, dan harga diri. Kita tidak memahaminya sebagai penyesalan. Yang ada di pikiran kita hanyalah bagaimana kita berada di posisi yang tidak menguntungkan. Yang terpikirkan adalah bahwa relasi ini adalah sebuah transaksi dan kita tidak boleh rugi.

Kita masih beranggapan bahwa waktu masih panjang, bahwa ia yang harus lebih dahulu meminta maaf, dan ada seratus satu alasan lainnya untuk tidak menghampiri dia. Kita belum melihatnya sebagai penyesalan yang akan datang kemudian.

Iya, bukan?

Dan jarum kehidupan itu terus bergerak.

Sobatku, refleksi ini adalah untuk saya, dan mungkin juga untuk Anda. Tulisan ini ingin mengingatkan kita bahwa relasi yang berada di antara dendam, ego, harga diri dan kerumitan sebuah relasi itu bukan hanya aku dan dia. Di sana ada faktor x, yaitu waktu dan kematian, yang bisa mengubah segalanya.

Kalau hari ini masih ada,

kalau pintu kesempatan itu masih terbuka,

apakah yang akan kita lakukan dan katakan buat orang yang kita kasihi?

Pergilah,

lakukanlah itu!

Baca Juga:

Tiga Kenangan dari Ashraf Sinclair yang Memberikan Kekuatan bagi BCL untuk Melanjutkan Hidupnya

Ketika Meninggalnya Ashraf Sinclair Segera Menjadi Iklan Jasa Tertentu. Di Mana Hati Nurani?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here