Fase 2: Di fase ini, saya merasa Tuhan sedang membentuk saya.

Mengapa saya katakan demikian? Karena di waktu itu, saya merasa Tuhan tidak membela saya. Di saat hati saya sakit, tubuh saya pun ikut menderita. Karena tidak kuat dengan sakit saya, saya ke dokter. Setelah periksa ke dokter, saya diminta untuk lebih banyak beristirahat. Namun karena tidak punya PRT, ya saya tetap bekerja.

Suatu kali ada acara di rumah. Saya ikut bantu beres-beres. Akibatnya saya sakit lagi. Suami marah besar dan menuduh saya tidak bisa diberitahu. “Kalau sakit ya istirahat,” ujarnya dengan nada marah. Saya tahu, saya salah, tetapi apa saya bisa berdiam diri jika di rumah ada kerepotan. Namun, suami tetap tidak mau tahu dan bahkan membiarkan saya dalam kesakitan. Dia tidak mau menolong saya lagi. Dia bahkan tidak mau mengantar saya ke dokter lagi.

Saya sadar sejak awal bahwa begitu menikah, kita memang meninggalkan rumah orangtua masing-masih, tetapi ikatan kekeluargaan itu penting. Meskipun ikatan dengan keluarga lama penting, jika kita sudah menikah, bukankah keluarga intinya berpindah?

Namun, suami lebih mementingkan keluarga asalnya ketimbang keluarga baru yang dia bentuk bersama sama. Dalam hal liburan pun suami lebih mementingkan keluarganya. Jadwal liburan juga disesuaikan dengan keinginan ortunya ketimbang keluarga sendiri. Jika saya ingatkan, suami marah besar dan menganggap saya tidak mencintai keluarganya. Padahal, saya tidak seperti itu. Hal-hal semacam inilah yang membuat rumah tangga kami semakin panas. 

Masih banyak kejadian menyakitkan yang saya alami. Pada awalnya saya berpikir Tuhan tidak sayang sama saya, karena membiarkan sesuatu yang tidak saya lakukan harus saya tanggung. Sampai saya menemukan penghiburan dari Tuhan: “Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah, menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, sebab dapatkah dikatakan pujian jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia daripada Allah.” 

Saya manusia biasa. Bukan malaikat. Ada waktu di mana saya sangat lemah dan ingin melarikan diri dari suami yang tidak mencintai saya, tapi selalu Tuhan memberi saya kekuatan ekstra. Lagi, lagi dan lagi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here