“Suami minta jatah sehari kadang sampai tiga kali. Tapi aku tidak pernah merasakan apa itu namanya orgasme.” (Ibu A, 37 tahun. Ibu bekerja di rumah dengan dua anak usia sekolah).

“Selama 35 tahun menikah, ibu tidak pernah tahu apa yang namanya kepuasan seksual.” (Ibu B, 57 tahun. Seorang pensiunan guru).

“Aku sering sekali ngasih alasan supaya tidak melayani suami. Lha habisnya, dia sendiri yang enak.” (Ibu C, 30 tahun. Ibu rumah tangga dengan dua anak yang masih kecil).

“Seandainya boleh, saya lebih memilih bekerja daripada melayani suami di ranjang. Sama-sama capek, yang satu menghasilkan uang, yang satu lagi cuman capek aja. Tapi namanya kodrat perempuan ya, mau tidak mau ya harus mau.” (Ibu D, 45 tahun. Tukang pijat panggilan).

Itulah beberapa cerita yang saya dengar seputar kehidupan seksual dalam pernikahan, dari sudut pandang istri tentunya. Para istri dengan latar belakang pendidikan dan ekonomi yang berbeda, tetapi memiliki pengalaman yang kurang lebih sama: tidak mengalami kepuasan (dalam berhubungan seksual).

Dalam hal kepuasan seksual, kaum pria memang bisa dikatakan lebih beruntung, karena 75 persen dari mereka selalu mencapai orgasme saat melakukan hubungan intim. Sedangkan wanita yang dapat meraih kenikmatan puncak hanya 29 persen saja.

Penelitian yang dilakukan National Health dan Social Life Survey juga menunjukkan bahwa kebanyakan perempuan tidak mampu mencapai klimaks apabila hanya dengan vaginal intercourse.

Isunya adalah: Mengapa penting untuk istri juga mengalami orgasme?

Para suami yang terkasih,

perlu kita ketahui bersama bahwa ketika sedang berhubungan intim dan mencapai klimaks, beberapa hormon dilepaskan oleh tubuh kita, antara lain:

Endorfin | Endorfin dilepaskan oleh otak saat berhubungan seks, mengikat situs reseptor opiat di otak untuk menghilangkan rasa sakit secara alami. Hormon ini menghasilkan perasaan euforia, kesenangan, dan efek menenangkan sehingga bisa membuat tertidur.

Adrenalin | Adrenalin mengaktifkan sistem saraf simpatik yang meningkatkan denyut jantung dan melebarkan arteri untuk meningkatkan aliran darah ke otot selama seks. Selama hubungan seksual, peningkatan jumlah adrenalin dilepaskan dari kelenjar adrenal yang memicu rasa gembira.

Phenylethylamine | Phenylethylamine memicu pelepasan dopamin di pusat kesenangan otak. Bahan kimia ini dilepaskan selama seks dan orgasme sehingga bisa membuat seseorang diliputi perasaan bahagia, daya tarik, dan gairah.

Serotonin | Serotonin berfungsi mengatur suasana hati. Setelah orgasme, tubuh melepaskan serotonin ke otak yang bertindak sebagai anti depresan, yang lalu membuat orang lebih ceria dan menstabilkan kondisi emosional.

Jadi, apabila istri sering murung atau uring-uringan, mungkin bukan karena uang bulanan yang kurang atau kelelahan mengurus anak. Bisa jadi penyebabnya karena tidak ada hormon bahagia yang dilepaskannya.

Baca Juga: Banyak Istri Mengalami Depresi Tanpa Terdeteksi. Dear Pak Suami, Jangan Buru-buru Bilang, “Istriku Bahagia,” sebelum Menemukan 5 Tanda Ini

Saya percaya, para suami yang membaca tulisan ini termasuk kaum suami yang sayang dan peduli terhadap kebahagiaan istrinya. Oleh sebab itu, ada beberapa tips yang bisa mulai dilakukan supaya hormon kebahagiaan terus terpancar dari dalam diri istri tersayang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here