Bagian paling menarik perhatian saya saat menghadiri upacara pernikahan adalah janji nikah.
Ada pasangan yang mengucapkan janji nikah dengan penuh haru dan linangan air mata. Ada pasangan yang karena begitu gugup, lupa kalimat apa yang harus mereka ucapkan. Ada pula yang melakukannya dengan senyum pede. Apa, sih, susahnya setia saat susah atau senang, sakit atau sehat, kaya atau miskin?
Saya termasuk golongan yang terakhir. Mengucapkan janji nikah dengan senyum pede. Atau lebih tepatnya, kepedean.
Karena Tuhan itu adil, bagaimanapun reaksi kita saat mengucapkan janji nikah di hadapanNya, semua pasangan perlu merespons tiga isu utama ini dalam pernikahan.
1. Ada kesulitan-kesulitan nyata dalam hidup pernikahan
“Dalam sakit atau sehat,”
Tahun 2013.
Saya jarang sekali sakit. Bilapun sakit, saya mudah sekali pulih. Hanya perlu tidur semalaman, besok pagi saya sudah kembali bangun dengan segar.
Namun, sakit kali itu ternyata adalah kekecualian.