Pengingat Hidup

Berita duka ini baru saya terima pada Jumat, 2 Agustus 2019 dari beberapa grup WA yang saya ikuti. Pertama kali membaca berita dan mengamati foto yang menyertainya, perasaan tidak asing menyeruak di diri saya.

Setelah bertanya ke beberapa teman, ternyata almarhum Denni adalah rekan bermain bulu tangkis, lebih dari 10 tahun yang lalu. Di masa itu, bersama beberapa teman lainnya, kami rutin bermain setiap Sabtu di sebuah lapangan bulu tangkis di sekitar Ngagel Jaya Selatan. Denni yang kami kenal adalah pribadi yang hangat, sederhana, humoris, dan suka bergaul.

Tidak banyak kabar tentang Denni yang saya dengar setelah masa-masa tersebut, juga penyebab pasti dari kepulangannya. Namun, ada indikasi kuat bahwa almarhum mengalami serangan jantung mendadak dan nyawanya tidak tertolong.

Terlepas dari gaya hidup dan tekanan pekerjaan, ternyata latihan badani terbatas gunanya. Tubuh jasmani ini bertahan paling lama 80 tahun, mungkin bisa sedikit lebih lama. Akan tetapi, melatih manusia rohani berguna tidak hanya bagi hidup masa kini, terlebih untuk masa yang akan datang, fase baru setelah kehidupan di dunia fana selesai.

Kini, keceriaan dan senyum Denni yang khas hanya akan hidup dalam kenangan.

Begini isi lengkap broadcast pesan WA yang saya terima. Mungkin Anda juga menerimanya.

Pengingat hidup. 

Berita kematian CTO Traveloka – Mr. Denni Gautama di usia 39 tahun menghenyakkan saya. Betapa tidak. Ia sedang berada di puncak hidup nya. Usia muda. Jabatan tertinggi, di perusahaan yg dirintis kemudian jadi terbesar. Apalagi yang tidak? Tadinya, kantong obat berisi penekan asam lambung, penenang dari kecemasan, aneka vitamin, overdosis cafein yg tak bisa direhabilitasi, adalah hal biasa. Teman-teman saya juga mengalami hal yang sama seperti saya. Kalau lagi cerita tentang betapa kami stres terjepit antara menghadapi millenials dan tuntutan investor biar segera sukses, kami tertawa dalam sendawa merayakan gas lambung yang naik. Tapi pagi ini, semesta serius. Jangan becanda dalam stres, kamu bukan superman. Tubuh mu ada batas nya.  

Perlu kita ingat, bahwa sehebat apapun Man Power atau Mind Power, tetap GOD POWER di atas segala-galanya karena Dialah yang berkuasa atas hidup kita bukan kita. Mari terus bersyukur, terus mengandalkan Sang Khalik dan terus berbuat baik serta tidak memegahkan diri bahwa kita bisa semua, karena besok kita tidak tahu apakah masih ada atau tidak. Salam duka.

Sangat baik berprestasi dalam pekerjaan, dalam usaha yang kita kelola, tapi selalu ingat untuk menghargai diri sendiri, terlebih menghargai Sang Pencipta. Work hard, pray harder.

Baca Juga: Ketika Hidup Hanya Sekadar Mampir untuk Minum Kopi, Bukankah Sebaiknya Kita Bersiap sebelum Tiba Waktunya untuk Pulang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here