Mayoritas pasangan yang menikah akan mengatakan mereka menikah karena saling mencintai.
Survei yang dilakukan oleh Pew Research Center di Amerika Serikat pada tahun 2010 menemukan bahwa 93% responden yang sudah menikah mengatakan cinta adalah fondasi utama dari pernikahan. Hasil yang hampir sama juga ditunjukkan oleh responden belum menikah yaitu 84%.
Hasil ini mendukung survei yang dilakukan pada tahun 1986 yang menemukan mayoritas pria dan wanita di Amerika Serikat tidak akan menikah jika tidak mencintai pasangannya.
Padahal, pada tahun 1967, 76% wanita dan 35% pria bersedia menikah dengan seseorang yang tepat sekalipun tidak dicintai
(Simpson, Campbell, & Berscherd, 1986).
Data-data di atas menunjukkan bahwa manusia semakin memandang cinta romantis sebagai alasan utama untuk menikah di zaman ini.
Namun, di zaman di mana setiap orang memiliki kebebasan untuk menentukan pasangan dan menikah karena cinta, angka perceraian juga semakin meningkat.
Oleh karena itu, timbul pertanyaan apakah menikah karena cinta adalah keputusan yang tepat?
Mengapa Cinta Romantis adalah Alasan yang Keliru untuk Menikah?
Aaron Beck yang dikenal sebagai Bapak Cognitive Behavioral Therapy menulis buku yang berjudul Love Is Never Enough. Dia mengatakan cinta saja tidak mampu menolong pasangan menghadapi tantangan dalam pernikahan.
Bruckner dalam Has Marriage For Love Failed? menuliskan alasan yang dipakai masyarakat masa kini untuk menentang pernikahan tradisional yang tidak berdasarkan cinta justru menjadi alasan mengapa pernikahan karena cinta gagal.
Jika seseorang menikah hanya karena cinta, maka jika perasaan cinta itu hilang landasan pernikahan itu juga ikut hilang. Oleh karena itu tidak mengherankan jika pernikahan yang hanya berdasarkan cinta banyak menemui kegagalan.
Baca Juga: Jika Meyakini Pernikahan adalah Ibadah, Mengapa Memulainya dengan Cara yang Salah?
Cinta romantis memang membuat hidup menjadi indah. Mereka yang sedang jatuh cinta bisa merasakan jantung berdebar-debar, pikiran yang tidak bisa berhenti memikirkan kekasih, perasaan bahwa segala sesuatu selain kekasih tidak berarti. Banyak film dan lagu yang menggambarkan hal ini dan banyak orang terbius karena dalam berbagai media ini digambarkan indahnya cinta romantis dan cinta seperti ini bisa terus bertahan.
Jika cinta romantis ini dapat mengharu biru perasaan manusia, lalu mengapa cinta romantis tidak dapat menjadi fondasi utama pernikahan?