“Sampai akhirnya, saya berkonsultasi dengan seorang rohaniawan di tempat tinggalnya, jauh dari hiruk-pikuk kota besar. Setelah mendengarkan cerita saya, beliau hanya berkomentar singkat,
‘Istrimu jadi seperti itu, ya bukan murni kesalahannya. Ada andil kesalahanmu sebagai suami. Bagaimana kamu membayar kesalahanmu itu? Istrimu sudah membayar dengan penderitaannya selama ini.’
Wow … saya mengagumi jawaban rohaniawan itu.
“Ya, sudah, Pak. Setelah merenungkan jawaban itu, saya berpuasa dan berdoa beberapa hari. Saya mengambil kesimpulan bahwa saya harus menerima kembali istri, bersama anak dalam kandungannya. Saya mengajak istri berbicara empat mata. Ia meminta maaf, yang menurut saya tidak perlu karena sudah tercermin dari tindakannya sejak pulang. Saya meminta maaf kepadanya. Kami memulai hidup yang baru lagi.”
“Ya, kira-kira begitulah kisah di balik potret itu. Anak yang paling kecil itu anak saya juga, bukan hanya anak istri saya.”
Saya menengok kembali ke potret keluarga itu. Setelah mendengar kisah yang panjang ini, saya jadi mengerti.
Anak terkecil yang berbeda warna kulit adalah bagian dari keluarga ini.
Bagian yang menjadi tanda betapa buruknya sebuah ketidaksetiaan, tetapi juga betapa luar biasanya pengampunan.
Pengampunan yang menutupi pelanggaran.
Baca Juga: Saat Rasanya Tak Mungkin Mengampuni, Lakukanlah 5 Langkah yang Dapat Membantumu Ini
Potret keluarga selalu menyimpan cerita. Ada suka, ada duka. Ada pertengkaran, ada penerimaan kembali. Ada harapan, ada kekecewaan.
Pada akhirnya, memang hanya cintalah yang bisa menyatukan. Suka dan duka, pertengkaran dan penerimaan kembali, harapan dan kekecewaan.
Benarlah nasihat bijaksana ini di tengah segala gejolak kehidupan,
”… dan di atas semua itu kenakanlah cinta sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.”
Hanya cinta yang mempersatukan. Hanya cinta yang menyempurnakan. Cinta yang mewujud dalam kerelaan untuk berkorban demi yang tercinta.
Karena tanpa pengorbanan, cinta hanya menjadi sebuah kata tanpa makna.
Bagaimana jika si suami lah yg berselingkuh?
Ada bagian2 nasihat yg bagus buat saya, hanya bagaimana cara melupakan rasa sakit ini
ada beberapa tulisan di ributrukun terkait hal ini, misalnya bagian ini
http://www.ributrukun.net/2019/03/27/setelah-perselingkuhan-suami-terkuak-istri-jangan-lakukan-3-hal-ini/