Tidak semua orang memiliki perjalanan cinta yang mudah.

Ada orang yang dengan mudahnya jatuh cinta, mudah menemukan pasangan hidupnya, mudah mendapat restu orang tua pasangannya, dan bahkan mudah melanjutkan ke jenjang pernikahan. Oh, beruntungnya orang itu. Jalannya lancarnya tanpa hambatan layaknya jalan tol.

Sayangnya, itu tidak terjadi pada Roland. Entah mengapa cerita cintanya bagaikan kemacetan di ibu kota, seperti benang kusut yang sulit diurai, tak tertebak akhir ceritanya.

Begini awalnya.

Roland lahir di sebuah keluarga yang mengharuskannya menikah dengan perempuan yang berasal dari ras yang sama dengan keluarganya. Awalnya ini hukum wajib dalam keluarganya. Segala jalan telah ia tempuh untuk dapat memenuhi syarat ini. Namun entah mengapa tiap pasangannya tidak ada yang cocok.

Keluarga pernah mengambil jalan perjodohan bak kisah zaman Siti Nurbaya. Roland dibawa ke desa neneknya untuk dijodohkan dengan perempuan pilihan di kampung itu. Perjalanan berjam-jam tidak sia-sia. Ia bertemu dengan seorang perempuan cantik yang memenuhi kriterianya. Mereka berkenalan dan mencoba membangun hubungan. Sang perempuan bahkan pernah menginap di rumah orang tua Roland untuk memulai membangun relasi dengan keluarga. Ini sudah sangat serius.

Akan tetapi, entah mengapa di tengah jalan hubungan itu kembali kandas. Ada ketidakcocokan antara mereka.

Roland kembali melajang. Dan kembali mulai mencari yang baru. Mulai dari awal lagi.

Beberapa waktu kemudian Roland bertemu dengan seorang perempuan. Ia tinggal tidak jauh dari rumah, bahkan adalah teman masa kecilnya dulu.

Wah, sebuah kejutan yang tidak pernah terpikirkan!

Orang tua mereka sudah lama saling mengenal karena bertetangga. Dan, selama ini hubungan mereka baik.

Singkat cerita mereka berpacaran. Semua berjalan dengan baik dan lancar. Komunikasi baik. Sifat mereka juga saling cocok. Yang paling penting, masing-masing orang tua telah saling setuju.

Tanpa menunggu lama, kedua keluarga sepakat untuk melakukan pertunangan. Acara ini dilakukan secara resmi di sebuah restoran. Kedua keluarga saling bertemu. Dan sepasang cincin menjadi lambang pertunangan mereka. Disaksikan oleh kedua keluarga, mereka sepakat untuk melangsungkan pernikahan, tidak lama lagi.

Namun apa yang terjadi? Beberapa bulan sebelum pernikahan akan dilakukan, sang perempuan tertangkap selingkuh dengan pria lain.

Tragedi yang sama terulang kembali. Roland kembali melajang. Dan kembali mulai mencari yang baru. Mulai dari awal lagi.

Pengalaman kedua ini memberikan pukulan kekecewaan yang besar pada dirinya. Ditambah lagi dengan tuntutan lingkungan yang seolah-olah menghakimi, seakan melajang di usia 30-an adalah sebuah dosa. Semua membuatnya makin tertekan dan merasa apa yang ia alami adalah sebuah ketidakadilan.

Baca Juga: “Jika Jodoh di Tangan Tuhan, kok Saya Belum Dapat Juga?” Coba Periksa, Mungkin Salah Satu dari 5 Kesalahan Ini Sebabnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here