Sejak lahir hingga sekarang, hidup saya dikelilingi oleh pria-pria pendiam. Mulai dari almarhum Papa, adik kandung, sampai suami bahkan saudara ipar, semuanya pria-pria sejenis: pendiam. Mereka semua alim, tidak nakal, dan sayang keluarga.

Walaupun dibesarkan oleh ayah yang pendiam dan bertumbuh bersama adik laki-laki yang juga pendiam,

ternyata menjadi istri seorang pria pendiam tak semudah yang saya bayangkan.

Kalau tak hati-hati, salah paham sampai pertengkaran yang tidak perlu bisa terjadi. Air mata pun bisa terbuang sia-sia. Oleh karena itu, istri-istri pria pendiam perlu cerdas dalam berelasi dengan pasangannya.

Berikut ini 7 cara saya menghadapi suami pendiam setiap hari.

1. Menerima sifatnya yang pendiam

Diam bukan berarti salah walaupun ada masalah. Lagipula bukankah sering kali pelanggaran terjadi ketika banyak bicara?

Istri perlu menerima sifat suami yang pendiam itu dengan pikiran dan hati yang positif. Tidak salah, kok, punya sifat pendiam dan tak suka banyak bicara. Pendiam juga tak selalu berarti dia dingin dan kurang ekspresi.

Kalau merasa nyaman dan diterima, suami pendiam justru bisa suka bicara, hangat, bahkan sangat ekspresif.

Sebaliknya, jika kita senantiasa mengkritik dan mencela sifatnya yang pendiam itu, maka jangan heran kalau ia makin tak suka bicara, dingin, dan seperti mayat hidup.

2. Jangan buru-buru baper dan merasa ada yang salah jika suami memilih untuk diam seribu bahasa. Belum tentu istri yang salah. Bukan berarti dia sudah tak cinta.

Ketika melihat sikap pendiamnya yang dingin dengan wajah tanpa ekspresi, tidak jarang saya bertanya pada suami, “Ada apa?”.

Saya pikir pastilah ada yang tidak menyenangkan hatinya. Mungkin sesuatu yang saya lakukan atau katakan salah?

Lalu suami menjawab, “Nggak papa.”

“Lah, kalau nggak papa, kenapa nggak senyum?” protes saya.

“Ya ngapain senyum-senyum sendiri,” begitu jawabnya sambil tertawa, geli dengan pertanyaan saya.

Ternyata memang suami tidak apa-apa. Tidak ngambek, tidak marah, tidak sakit, hanya ingin diam saja. Kan, sudah sifatnya memang pendiam.

Tidak seperti kaum perempuan yang justru ada apa-apa ketika berkata, “Tidak apa-apa”, kaum pria sejati tidak bermain drama.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here