Film ‘Sky Castle’ memiliki rating yang sangat tinggi, bahkan mengalahkan film ‘Memories of Alhambra’ yang dibintangi oleh pemain top seperti Hyun Bin dan Park Shin Hye. Karena hebohnya film ini membuat saya makin penasaran, apa sih bagusnya dan mengapa film ini bisa mendapatkan begitu banyak atensi?
Rupanya film ini memiliki begitu banyak pelajaran penting dalam kehidupan, terutama bagi para orangtua. Dari setiap kesalahan yang mereka lakukan, saya pribadi bisa berkaca sebagai orangtua. Ada 9 inspirasi pendidikan anak dari “Sky Castle” yang layak kita simak.
1. Jangan pernah menjadikan anak sebagai trofi
Sebagai orangtua, bangga pada anak adalah hal yang lumrah, bukan? Tapi jangan sampai rasa bangga ini membutakan Anda dan pada akhirnya membuat Anda memperlakukan anak semata-mata sebagai trofi.
Professor Cha begitu bangga karena berhasil memasukkan anak perempuannya ke Harvard. Namun semua rasa bangga itu hancur ketika mengetahui bahwa ternyata putri kebanggaannya itu telah berbohong dan tak pernah menjadi mahasiswi Harvard. Ia tak mau lagi menganggap putrinya sebagai anaknya dan memperlakukannya sebagai sampah dalam keluarga. Putrinya bagaikan trofi yang telah hancur dan pantas untuk dibuang begitu saja.
Ingatlah, apapun kondisi anak, Anda harus merasa bersyukur karena mereka adalah titipan yang Tuhan percayakan. Jangan terlambat menyadarinya ketika sudah mengalami kehilangan.
2. Jadilah orang tua yang mau mendengarkan anak dan bukan sekadar mendikte mereka
Ini adalah perilaku yang banyak diperlihatkan oleh orangtua kuno. Ketika anak telah beranjak remaja, tugas orangtua sudah bukan lagi mendikte anak atas apa yang harus mereka lakukan. Tugas orangtua adalah menjadi pendengar yang baik bagi anak. Menjadi kawan dan bukannya menjadi hakim yang memutuskan apa yang harus mereka lakukan.
Sebuah kalimat yang diteriakkan Professor Kang ketika marah kepada ibunya merupakan bukti nyata bahwa menjadi orangtua yang selalu mendikte anak adalah kekeliruan.
Ia berkata, bahwa di usianya yang sudah 50 tahun, ia masih tidak tahu apa yang harus ia lakukan dalam hidupnya. Ia hanya menjalaninya sesuai dengan keinginan sang ibu. Hidupnya bagaikan kerang kosong yang terlihat indah dan utuh di luar, namun di dalamnya hampa.
Tentu sebagai orang tua kita tidak ingin anak kita menjadi seperti Professor Kang, bukan? Biasakan mereka memilih apa yang terbaik bagi mereka sejak dini. Berikan kepercayaan dan ajarkan rasa tanggung jawab bagi mereka sehingga mereka bisa percaya diri dalam menghadapi setiap proses dalam kehidupan. Yang terpenting selalu dengarkan keluh kesah mereka dan berikan mereka dukungan tanpa perlu menghakimi mereka.
3. Ajarkan anak agar menikmati proses dan bukan hanya berfokus pada hasil akhir saja
Para orangtua di “Sky Castle” beranggapan bahwa kesuksesan diukur dengan jabatan yang tinggi, uang yang banyak, pendidikan yang terbaik, dan kehormatan.
Mereka menghalalkan segala cara agar anak mereka bisa meraih itu semua. Padahal kesuksesan tidak semata-mata diukur dari hasil akhirnya, melainkan juga prosesnya. Untuk apa berhasil namun ternyata dilakukan dengan cara menipu atau memakan kawan sendiri? Untuk apa berhasil namun dilakukan dengan cara tidak bersih? Apalah arti keberhasilan yang seperti itu? Keberhasilan yang seperti itu tidak ada artinya.
Ajarkan anak Anda bahwa mereka tak akan pernah bisa merasa puas jika tidak terlebih dahulu melewati proses. Setelah berusaha dan melewati setiap proses yang ada, barulah kita bisa merasa bangga dengan hasil usaha jerih payah yang telah kita keluarkan.