“Lho… masa aku tidur sendirian?”

Rengek saya ketika suami masih asyik di depan komputernya, sementara waktu tidur sudah tiba. Suami saya hanya tertawa remeh dan berkata dengan enteng, “Emang kapan kamu tidur sendirian? Setiap hari kan udah selalu tidur bareng!”

Tak saya sangka, rengekan manja yang saya ungkapkan dengan bercanda itu menjadi kenyataan baru-baru ini. Belum genap setahun menikah, mau tak mau, suka tak suka, saya terpaksa pisah ranjang dengan suami tercinta.

Pada malam pertama kami pisah ranjang, air mata saya mengalir dengan sendirinya. Rasanya begitu sepi dan dingin. Ternyata, pisah ranjang bukan hanya sekedar tidur beda kasur. Setelah merasakan pisah ranjang, saya sadar bahwa tidur bersama bagi pasangan suami istri itu sangatlah perlu dan penting.

Pertama, tidur bersama merupakan kebutuhan utama dalam relasi suami istri

Ketika pisah ranjang, saya dan suami kehilangan waktu untuk saling berbagi. Kami pergi ke tempat tidur dengan beban pikiran dan perasaan masing-masing, tanpa saling berkomunikasi. Tentu rasanya tidak enak. Tak ada kehangatan. Tak ada kebersamaan. Tak ada kedekatan.

Tidur bersama bukan hanya sekedar berbagi tempat tidur. Bagi suami istri, tidur bersama menjadi kebutuhan utama dalam menjaga dan meningkatkan kualitas relasi. Dengan tidur bersama, sepasang suami istri dapat berbagi segalanya– mulai dari membagi ruang di atas kasur yang empuk, kehangatan tubuh satu sama lain, hingga kesempatan untuk mengutarakan pikiran dan perasaan yang terdalam.

Tidur bersama walaupun tampaknya “cuma begitu saja”, ternyata membawa banyak manfaat bagi pasangan suami istri. Ada kehangatan yang dibagikan, kedekatan emosional yang dibangun, dan kasih yang dipancarkan. Ikatan pernikahan pun makin diperkokoh dengan tidur bersama.

Kedua, tidur bersama meningkatkan kualitas tidur

Ketika pisah ranjang, saya merasa lebih gelisah sebelum tidur, sulit terlelap, dan tidur pun tidak bisa nyenyak. Beberapa kali saya terbangun di malam hari, padahal belum cukup tidur dan rasa kantuk pun jadi sirna. Tidur sepanjang malam jadi tidak mudah. Bangun pagi pun jadi tak bersemangat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here