“Kalau hendak merayakan Valentine’s Day, rayakan besok saja!”

Itu yang saya katakan kepada teman-teman asal Singapura yang jalan bersama sama pada tanggal 14 Februari kemarin.

Mengapa? Paling tidak ada 3 alasan ini:

1. Restoran tidak lagi mahal dan dibatasi waktu

“Gila, masak resto yang biasa membuat tarif 500 ribu untuk makan steak bersama, di hari Valentine jadi 2 juta!” ujar seorang sahabat lama saya.

“Sudah begitu, kita dibatasi waktu lagi. Tamu berikutnya menunggu meja kita!”

Apa enaknya makan dengan harga mencekik dan waktu dihitung per detik? 

2. Bunga Valentine diobral

Cobalah membeli bunga untuk dikasihkan orang pada hari setelah Valentine. Lebih murah kan?

Mengapa? Daripada tidak laku. Apalagi bunga segar. Percayalah, lagipula pacar atau pasangan zaman now lebih suka bunga deposito ketimbang bunga segar. Tanyakan sendiri kalau tidak percaya!

3. Mengungkapkan kasih sayang tidak terbatas pada hari tertentu, apalagi hanya satu hari

Pas Valentine’s Day kemarin, saya memilih untuk memimpin upacara penguburan seorang sahabat dan mengunjungi kakak ipar saya yang menjalani operasi besar di rumah sakit ketimbang menghadiri acara valentine di sebuah mal, padahal saya mendapat undangan VVIP berdua dengan istri saya.

Salomo, raja paling berhikmat di  dunia, memberi kita nasihat, “Pergi ke rumah duka lebih baik dari pada pergi ke rumah pesta, karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia; hendaknya orang yang hidup memperhatikannya.”

Salomo benar. Dengan mengunjungi rumah duka kita justru diingatkan bahwa waktu kita di muka bumi ini terbatas dan begitu singkat. Justru karena singkat itulah kita perlu senantiasa mengingatkan diri kita sendiri terus-menerus untuk mengungkapkan kasih sayang kita kepada orang-orang yang kita kasihi selama mereka masih bersama-sama dengan kita. 

Saat mereka ‘pergi’ kesempatan itu tidak ada lagi.Nah, mengapa tidak merayakan Hari Kasih Sayang sekarang saja? Tidak punya teman? Ajak saya juga boleh. 

Baca Juga:

Walau #SuamiTakRomantis, Ini Cara Saya Menikmati Valentine’s Day

Buat Apa Pacaran Kalau Ujungnya Cuma Jadi Mantan? Kalau Belum Siap Pacaran, Kenapa Harus Dipaksakan?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here