Kalau pada saat ini kita ditanya, “apa alasanmu mengasihi pasanganmu?

Pasti akan muncul jawaban yang berbeda-beda.

Jika kita adalah sepasang kekasih yang ada dalam masa pacaran, jawabannya mungkin karena wajah yang cantik/tampan, sifat yang baik, atau karena perhatiannya.

Jika kita adalah sepasang suami istri yang belum lama menikah, jawabannya mungkin karena sikap tanggung jawabnya, kepiawaiannya mengurus rumah tangga, atau kemampuan mendidik anak-anak.

Jika kita adalah pasangan suami istri senior dengan usia pernikahan yang sudah relatif dewasa, jawabannya mungkin karena dia adalah sahabat yang setia menemani dan berbagi keluh kesah dalam hidup.

Namun bagaimana jika kita seakan tidak memiliki alasan lagi untuk mencintai pasangan kita? Kesehatan menurun, perekonomian sulit, sifat memburuk, kesetiaan diuji?

Baca Juga: Perselingkuhan dan Perceraian Marak karena Pasangan Melanggar 3 ‘Jangan’ Ini. Waspadalah!

Pengalaman di Masa Lalu

Keributan di rumah menjadi sarapan masa kecilku hampir setiap hari. Kecerewetan ibu ditambah bentakan ayah, lengkap sudah.

Hanya karena masalah sesepele durasi pakai bedak, seisi rumah bisa dipenuhi suara bernada tinggi. Tak jarang ejekan keluar dari mulut ayah, bahkan sampai membuat label yang kurang pantas.

Terkadang ibu juga melontarkan sindiran kepada ayah yang menurutnya itu seorang pemalas. Tak dapat dipungkiri, sumber penghasilan utama keluarga memang dari ibu.

Kalau sudah seperti itu, ujungnya pasti ribut. Itu berlangsung hampir setiap hari. Jarang sekali kulihat mereka akur dan tertawa bersama. Konon katanya, mereka itu dijodohkan, sehingga aku berasumsi mereka memang tidak saling cinta pada awalnya.

Stroke Mengubah Segalanya

Sampai pada suatu hari, semua berubah.  Ayah tiba-tiba menderita stroke berat, tidak ada yang bisa menyelamatkannya selain jalur operasi. Dokter mengatakan kemungkinan operasi berhasil hanya 10% dan kalaupun berhasil, pasti cacat seumur hidup.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here