3. Temui dia saat baru bangun tidur
Lebih baik lagi di pagi hari. Mengapa? Jangan sampai kita tertipu oleh pandangan pertama. Orang yang baru bangun tidur, terlebih saat pagi hari, biasanya masih polos tanpa make up.
Banyak cewek—termasuk cowok—yang tampil menarik bukan dari sananya melainkan dari dananya. Bukankah untuk tampil lebih cantik dan muda pun orang harus menipu bahwa dirinya baru saja digebukin orang tak dikenal? Wkwkwk.
Jika orang yang kita ‘taksir’ berani tampil apa adanya, artinya, di dalam berelasi dia tidak senang bersandiwara dan menutupi kelemahannya.
Orang yang tampil sempurna kadang takut ditemui apa adanya karena sebenarnya di dalam dirinya ada apanya.
Entah dikurangi [lemaknya] agar wajah tampak tirus atau ditambahi [tulangnya] agar hidungnya tampak lebih mancung.
4. Kenali isinya, bukan kemasan
Sebagai orang yang belajar autodidak tentang dunia periklanan, kemasan sering kali lebih dilirik ketimbang isi. Mengapa? Karena packaging itulah yang pertama kali dilihat. Itulah sebabnya mengapa orang yang masa lalunya gelap berusaha untuk memoles dirinya agar laku. Istilahnya rebranding.
Pasangan hidup bukan komoditas. Jika kita membeli mie instant hanya karena kemasan, kita akan jengkel sendiri saat rasanya tidak karu-karuan. Jika makanan yang sebentar saja hilang kita begitu cermat, mengapa untuk pasangan hidup kita begitu grusa-grusu? Bukankah kata ini sekarang lagi ngehits karena membuat heboh secara nasional?
Salah satu cara untuk mengenal isi dan bukan kemasan adalah saat orang itu berada di bawah tekanan.
Salah satu roti yang digemari anak cewek saya adalah bluder. Kadang-kadang anak cowok saya membukanya dengan cara ‘melutuskan’ plastiknya. Bluder yang enak bukan dilihat dari bungkus plastiknya, melainkan roti di dalamnya.
Jika calon pasangan seumur hidup kita gampang emosi dan meledak setiap saat ketika berada di bawah tekanan, hal yang sama akan terjadi saat Anda menikah dengannya. Siapkah?