Orang tua mana yang tidak percaya kepada anaknya? Saya kira semua orang tua pasti mempercayai anak-anaknya, bukan?
Sebagai contoh, ketika seorang anak mengadu pada orang tuanya kalau ia dipukul oleh teman sekolahnya saat mereka bermain, maka si orang tua dengan spontan dan tanpa banyak bertanya biasanya akan langsung mendatangi si pemukul anaknya. Kemudian, si orang tua kemungkinan akan memarahi langsung si anak yang memukul itu atau melaporkannya kepada guru sekolah.
Kebiasaan orang tua yang seakan wajar ini, sebenarnya malahan sering kali akan menciptakan kondisi negatif bagi anak.
Anak akan beranggapan bahwa orang tuanya selalu membela saat ia mengadu tanpa perlu mencari tahu apa penyebab kejadian itu terlebih dulu. Padahal, pasti ada sebab akibat di balik setiap persoalan, bukan?
Baca Juga: Bukannya Tidak Peduli, Saya Membiarkan Anak Saya Terluka Justru karena Sayang Padanya
Saat saya sekeluarga sedang makan malam di sebuah restoran, beberapa anak kecil yang orang tuanya juga makan di tempat itu bermain dengan suara gaduh sambil berlari-larian di sekitar meja kami. Karena terlalu asyik bermain, salah satu anak menabrak meja kami sehingga ada minuman kami yang tumpah.
Dengan spontan saya menegur dengan nada agak keras. Entah karena teguran saya atau karena sakit menabrak meja, anak tersebut menangis dan melapor kepada orang tuanya.
Tak lama kemudian, orang tua anak itu mendatangi saya.
“Bapak memarahi anak saya, ya!”
Dari nada bagaimana kalimat itu terucap saya bisa menduga apa yang telah dilaporkan anak itu kepada orang tuanya.